Alessandro
Del Piero. Seorang pria, seorang legenda, seorang pemecah rekor dan figure
berkelas yang tak terbantahkan. Tidak ada yang baru di sana. Memang, penggemar
Juventus telah menjadi begitu terbiasa dengan kecemerlangan seorang yang hanya
menerima pujian dengan anggukan dan senyum bijaksana: “Kami tahu, Ale, Anda
seorang jenius dan sesuai dengan apa yang kami harapkan”.
Tapi
terkadang, Ia jauh lebih dari itu semua.
Del Piero bukan hanya pencetak gol berbakat seperti kebanyakan pemain lain yang
akan anda temukan di klub papan atas lain, ia telah—dalam cahaya kisah cintanya
yang panjang dan dekat dengan Nyonya Tua—menjadi simbol dari klub, seorang bandiera (bendera) yang mewujudkan
semangat Juventus.
Tidak
ada yang lebih nyata daripada saat ia mencetak gol kemenangan melawan Brescia
kemarin, finishing indah setelah
sebelumnya menggiring bola dari lingkaran tengah lapangan sampai ke area pinalti
lawan. Meliuk-liuk melewati beberapa pemain bertahan lawan dan melakukan tembakan kaki kiri ke gawang lawan dengan
sempurna.
Namun
yang menarik bukanlah gol ataupun arti penting dari kemenangan (sejujurnya,
mungkin penting, tapi juga mungkin tidak penting setelah hasil buruk di musim
yang medioker ini). Yang menarik adalah selebrasi atau perayaan yang memberikan
perasaan sangat gembira perasaan bangga dan semangat yang memenuhi dada ini.
Bagi saya, secara unik dihubungkan dengan menjadi seorang bianconero.
Siapapun
yang memerhatikan dapat melihat api yang terbakar di mata kapten Juve yang
sambil berlari menuju para penggemar, berteriak dengan sukacita dan bahkan
mungkin lebih dari itu, dengan kekecewaan yang dirasakan oleh semua yang
terlibat dengan klub akhir-akhir ini dan seperti yang biasa dilakukan sang kapten.
Ketika
ia mencapai plexiglass (kaca pembatas
tribun) di depan para penggemar tuan rumah, pada saat yang bersamaan terlihat
rasa bangga dan dengki, ia tidak menunjuk ke penggemar atau membuat gerakan
selebrasi yang konyol seperti kebanyakan hari ini. Tidak. Dia berulang kali
menggedor kaca dengan kedua tangannya! Ia seperti mencoba membangunkan para
penggemar dari kondisi mereka yang depresi, murung dan membuat mereka ingat
bahwa mereka, tidak peduli dalam keadaan apapun, adalah seorang Juventini.
Karena itu semuanya memiliki kewajiban untuk berjuang dan pantang menyerah,
baik yang bermain di lapangan maupun yang sedang menontonnya.
Sorot
mata Alex Del Piero saat ia menatap ke atas, kepada para penggemar yang sore
itu terbagi menjadi dua kelompok: satu
mengeritik manajemen dan klub; dan yang satu berdiri mendukungnya—dan keduanya
kecewa dengan diri mereka sendiri dan satu sama lain. Kapten nampak bertekad
untuk menyatukan klubnya lagi setelah musim yang buruk, memberikan goncangan
kepada setiap orang dan mengangkat semangat yang begitu diperlukan pada saat
krisis.
Bagi
saya itu momen dengan nilai yang tak tertandingi, salah satu yang harus
dihargai oleh semua tifosi. Sebuah sikap yang menghidupkan kegemilangan klub pada
masa lalu serta menyalakan sebuah percikan keyakinan akan masa depan, bahkan
setelah sang kapten tidak lagi ada untuk menumbuhkan keyakinan dalam diri kita
maupun di lapangan.
Aku
bukan lagi seorang remaja yang tidak dapat mengendalikan emosiku, tapi
menyaksikan pengabdian yang luar biasa dari sang Kapten, membuat mata saya basah dan sangat sangat
bangga. Bangga terhadap Ale, bangga terhadap Juventus dan bangga terhadap diri
saya sendiri yang berani mendukung tim ini di masa-masa sulit.
Del
Piero, setidaknya bagi saya, merupakan sumber inspirasi dan seorang tokoh
simbolik yang pengaruhnya tidak sebatas di dalam lapangan sepakbola. Tetapi
dapat mempengaruhi pribadi dan pembawaan saya ke arah yang positif. Dan untuk
itu, saya selamanya akan berhutang budi padanya.
Kesampingkan
semua hal tentang negosiasi nilai kontrak. Melihat ekspresi dan determinasi
yang ditampilkan sang kapten sore itu adalah bukti nyata dari Pinturicchio
untuk terus memberikan kontribusi ke klub kita dan hidup kita tentunya. Inilah
arti sebuah Nilai!
Sumber:
Pondering Calcio: Face Value
No comments:
Post a Comment