tag:blogger.com,1999:blog-91982128287987756292024-03-22T03:55:19.916+07:00hopelandicAditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.comBlogger37125tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-65603090145800435262012-06-16T20:31:00.000+07:002016-12-31T20:49:45.245+07:00Dinamika Dunia Lawak di Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL1J-mw4cCS6tK0wn3wOCajLoYXNbKG1IAWj4d6nIWS957_5VneSTsgCEoSLp1wXc0UHH2prHsg7d9T8h70AMI3ydZjujf95-NmtR-9V2pDtrmLbuXz8-j7Uwqhyphenhyphen4KtiPjZ2_p07W8M7a-/s1600/srimulat1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL1J-mw4cCS6tK0wn3wOCajLoYXNbKG1IAWj4d6nIWS957_5VneSTsgCEoSLp1wXc0UHH2prHsg7d9T8h70AMI3ydZjujf95-NmtR-9V2pDtrmLbuXz8-j7Uwqhyphenhyphen4KtiPjZ2_p07W8M7a-/s640/srimulat1.jpg" width="640" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ayah
saya adalah penggemar berat Srimulat. Mungkin juga hanya menyukainya secara
biasa saja atau hanya sekadar menonton di televisi tanpa ada keterikaatan
perasaan yang lebih dalam. Tetapi saya asumsikan ia adalah penggemar berat grup
lawak legendaris tersebut, karena hampir tiap malam ketika saya masih kecil, ia
pasti menyempatkan diri untuk menonton Srimulat yang tayang di televisi. Saya
pun tak pernah menanyakan seberapa “nge-fans” ia dengan grup lawak tersebut.
Tetapi yang pasti, ruang tengah keluarga saya selalu “ger-geran” karena acara
komedi itu. Kebetulan ayah saya pun berteman baik dengan Kadir, salah satu
personel Srimulat, karena rumah kami yang berada satu komplek. Otomatis karena
seringnya aktivitas menonton tadi, saya pun kadang ikut “ger-geran” melihat candaan
yang dibawakan oleh Srimulat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tentu
saja saya—atau mungkin ayah saya—hanya melihat karier mereka melalui kotak kaca
tersebut setelah Srimulat ngetop, tidak pada awal perjuangan saat bagaimana
mereka harus berkeliling dari satu pasar malam ke pasar malam lainnya seperti
pada awal-awal mentas. Itu pun saya tonton setelah ketika Srimulat sempat bubar
pada tahun 1989, sebelum akhirnya mereka reuni lagi dan tampil di Indosiar.
Tetapi yang saya yakin tak berubah ditambah melihat video-video lawasnya,
dagelan yang mereka bawakan tetap beraroma Jawa Tengah pada saat mereka masih
berkeliling—mungkin karena faktor itu pula yang membuat keluarga saya begitu
menyukainya. Bahkan ketika keluarga kami pada saat lebaran dan pulang kampung
ke Yogyakarta misalnya, keluarga besar kami malah nonton bareng acara tersebut
di rumah almarhum kakek saya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ketika
saya yang sudah tumbuh besar ini mencoba mengingat-ingat lagi dan mencoba
membuka beberapa literatur tentang grup lawak legendaris itu, saya langsung
setuju dengan <i>feel</i> yang muncul, yang
dulu sempat saya rasakan pada dagelan Srimulat. Dalam guyonan yang mereka
bawakan terdapat corak khas, seperti sifat ketradisionalan mereka yang kental,
seperti perwujudan sebuah subkultur jawa dengan patron yang antik. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Yang
saya ingat lagi, Srimulat pasti menggunakan set ruang tengah keluarga, yang
juga pembahasan atau dagelan yang mereka bawakan kebanyakan berpusar pada
masalah keluarga. Selalu ada seseorang yang membawa serbet di bahu, yang
berarti ia tengah memerankan peran sebagai pembantu rumah tangga. Selalu ada
seseorang yang membaca koran dengan serius di ruangan itu, yang berarti ia
tengah memerankan peran sebagai ayah di dalam keluarga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lewat
televisi atau media lainnya, mereka—juga dengan grup lawak lainnya—berusaha
membuat penonton ha-ha-hi-hi, di tengah pemerintahan orde baru yang kuat dengan
warna kepemimpinan yang kadang membuat gelisah. Pada keadaan yang tak bebas dan
tertekan itu masyarakat dibuat senyum. Tetapi Srimulat dapat lebih bernapas
lega—beda dengan Warkop misalnya—karena selain guyonan mereka yang hampir tak
pernah menyerempet dengan masalah politik, mereka sendiri pun dekat dengan
kalangan militer Indonesia. Di web resmi Srimulat disebutkan bahwa Almarhum
Triman pernah bertugas sebagai Sersan Mayor di Kodam V Brawijaya Surabaya.
Tessy juga pernah menjadi seorang Marinir KKO yang ikut dalam pembebasan Irian
Barat di era 60-an, dan Pak Bendot pernah menjadi seorang tentara. Apalagi
Srimulat sering diundang untuk Presiden Soeharto saat itu untuk bermain di
Cendana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lawak Zaman Dahulu<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Frans
Sartono dalam buku <i>Main-main Jadi Bukan
Main</i> mengelompokkan Srimulat sebagai grup lawak golongan lama yang sering
melontarkan lawakan yang berangkat dari kegagapan sosial. Ia beranggapan,
lawakan yang berangkat dari kegagapan sosial itu masih banyak dilontarkan
pelawak dan masih banyak yang tertawa. Masalahnya, sampai kapan tawa itu
terdengar di tengah kondisi masyarakat yang berubah cepat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada
generasi saya (sering disebut milenials) mungkin hanya sedikit yang mengenal
Basiyo, Kwartet Jaya, Bagyo, dan Srimulat. Saya termasuk di dalamnya. Saya
hanya mengenal Srimulat di era yang bisa dibilang era terakhir bagi mereka, dan
untuk grup lainnya, saya hanya tahu nama dan foto—tak lagi melihat mereka aktif
manggung. Tetapi memang belakangan saya coba mengunduh rekaman suara Basiyo
yang diupload para penggemarnya lewat dunia maya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mengenai
pola pembawaan dagelan, Mamiek Prakoso dalam suatu wawancara yang saya lihat di
televisi pernah mengatakan, Srimulat mau tak mau harus bertransformasi
mengikuti perkembangan zaman agar tak tergilas dengan roda zaman itu sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada
<i>Main-main Jadi Bukan Main</i>, Tarzan,
yang juga salah satu anggota Srimulat, mengaku harus banyak belajar mengenal
segmen penonton baru. Pelawak yang berangkat dari kultur tobong-bedeng yang
digunakan untuk pertunjukan tradisional harus berhadapan dengan panggung yang
lebih besar bernama televisi yang berskala nasional. Masalah sosial ekonomi dan
kultural dari masyarakat agraris yang biasa menjadi bahan guyonan di pentas
lawak tradisional kini hanya menjadi bagian lawakan. Mereka harus melakukan
transformasi materi lawakan agraris untuk masyarakat industri modern yang lebih
kompleks. Ia menyadari keterbatasan pendidikan formalnya, dan untuk itu dia
terbuka terhadap hal baru. Misalnya dengan banyak membaca berita tentang
berbagai aspek kehidupan. Membaca berita masalah hukum atau kedokteran, baginya
akan berguna sebagai pengetahuan pribadi, selain bisa juga menjadi amunisi di
pentas lawak. “Kami memang dituntut untuk belajar dari keadaan ini. Tapi, pada
akhirnya yang bisa menghasilkan tawa itu adalah mereka yang tanggap dengan
situasi. Kami yang berasal dari pelawak tradisional ini menang di jam terbang
yang terlatih untuk tanggap. Saya misalnya, sering berlagak sok pinter tapi
keliru dan gerr..,” kata Tarzan. Jam terbang dan bakat diperlukan. Akan tetapi
menurut Us Us, untuk menghadapi industri hiburan yang terus berkembang, pelawak
harus mau banyak belajar soal ilmu pemanggungan. Spontanitas, kata pelawak dari
grup D’Bodor itu, tetap diperlukan karena tanpa kemampuan tersebut pelawak akan
terlihat kaku, tidak responsif dengan reaksi audiens. “Pelawak juga perlu
naskah, agar tidak stagnan dan terhindar dari pengulangan materi. Kita
gabungkan naskah dengan kemampuan improvisasi.” (Sartono, 2010: 246)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah
sempat mati suri, kini memang Srimulat kembali bisa kita saksikan di Indosiar.
Tetapi yang saya rasakan—walaupun kadang saya tetap ngakak—atmosfer khas dari
Srimulat yang dulu saya tonton amat jauh berkurang. Seperti ada nuansa yang
banyak hilang dalam guyonan-guyonan mereka. Beberapa personil Srimulat pun
banyak kita temui berkarir secara personal. Contonya Tukul Arwana yang beberapa
tahun terakhir menjadi <i>host</i> fenomenal
acara <i>Empat Mata</i> yang kemudian
berubah nama menjadi <i>Bukan Empat Mata</i>.
Nunung Srimulat juga kini aktif bermain dalam <i>Opera van Java</i> yang hampir tiap malang tayang di Trans 7 <i>prime time</i>. Mungkin juga nuansa-nuansa
yang hilang yang saya rasakan itu timbul lebih karena saya tak menyaksikannya
lagi dengan orang tua, karena situasi yang berubah cepat. Saya sudah tumbuh
besar dan menuntut ilmu di negeri orang, orangtua saya juga sibuk dengan
pekerjaannya. Zaman melangkah cepat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pelawak-pelawak “Intelek”<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiacTNL3fXckLcTyEn6sx4ma3fbx8GWQ1HgSXPCCVv0dR9FI45rbxjAg9YFbzASgGPcFC6_78SeXtArQklesi4vCs4mmh-j5Wrx7nfYxJyMoA_rwqEw2sbVvtLFgBD7UPvq23btXnVYC_fp/s1600/warkop+berlima.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiacTNL3fXckLcTyEn6sx4ma3fbx8GWQ1HgSXPCCVv0dR9FI45rbxjAg9YFbzASgGPcFC6_78SeXtArQklesi4vCs4mmh-j5Wrx7nfYxJyMoA_rwqEw2sbVvtLFgBD7UPvq23btXnVYC_fp/s400/warkop+berlima.jpeg" width="364" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kemudian
muncul grup lawak legendaris yang disebut Arswendo Atmowiloto pelawak dari “generasi
cakep”, Warkop DKI. Berbeda dengan Srimulat, saya mengamati Warkop bahkan
setelah Warkop menyelesaikan film layar lebar terakhirnya di tahun 1994. Saat
saya masih kecil, saya dan teman-teman menyebut film-film Warkop dengan sebutan
“film Dono” dan mengganggap anggotanya (Dono, Kasino, Indro) adalah pemain film
dan bukan grup lawak. Tetapi jauh dari sebelum hari ini, saya telah mengoleksi
hampir semua rekaman panggungnya entah itu ketika mereka tampil di radio
Prambors—dulu disebut Warkop Prambors—atau rekaman saat mereka tampil di
panggung. Sebutan pelawak “generasi cakep” oleh Arswendo itu lebih karena sisi
penampilan. Akan tetapi, materi lawakan sebagian masih menyisakan bau agraris
warisan generasi Srimulat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Warkop
sering disebut sebagai grup lawak intelek. Bisa jadi karena mereka adalah
kelompok yang terbentuk di kampus elit Universitas Indonesia, barangkali juga
karena hanya pengaruh wibawa kampusnya. Wahjoe Sardono alias Dono adalah
asisten Selo Soemardjan, guru besar yang amat dihormati. Nanu dan Kasino pun
mahasiswa Fakultas Ilmu-ilmu Sosial UI, sedangkan Rudi Badil anak Antropologi
FS UI. Berbeda dengan rekan-rekan lainnya, Indro adalah mahasiswa Universitas
Pancasila. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tetapi
jauh sebelum Warkop menikmati ketenaran, grup ini sebetulnya hanya grup yang
doyan genjrang-genjreng di kampus UI ketika ada acara-acara seperti naik
gunung, perpeloncoan, atau acara-acara kampus lainnya. Dari musiklah mereka
mengembangkan segala aspek kekreativitasan melawak. Memang dari koleksi saya
yaitu lagu-lagu parodi yang mereka bawakan, mereka mengemasnya dengan lucu
dengan memelesetkan lirik lagu aslinya menjadi lirik buatan mereka yang ngawur
namun mengocok perut. Tidak heran jika akhirnya band-band masa kini seperti
Teamlo, Sastromunie dan lain-lain mencomot formula yang sama dalam menghibur masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berbeda
dengan Srimulat yang muncul jauh sebelumnya, Warkop saat itu terbentuk di ibu
kota yang tengah bergolak setelah masa peralihan politik yang amat penting dari
Orde Lama ke Orde Baru. Menurut saya, ketika mereka yang masih mahasiswa itu
dan sedang lincah-lincahnya berkreasi lalu mendapatkan keadaan yang penuh tekanan
dari pemerintah, hal itu justru akan menimbulkan kekreativitasan yang muncul
dari sempitnya ruang, dan ternyata dahsyat. Mereka seperti melawan langsung
pemerintah yang beringas dengan menggunakan satir politik bukan untuk
berhadapan langsung, tetapi untuk menyindir halus, dengan cara yang tak
langsung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Seperti
yang dikatakan Budiarto Shambazy (2010: xxiv) satir politik berbeda dengan
protes politik, karena tidak harus mempunyai agenda-agenda tertentu untuk
mempengaruhi proses politik. Tujuannya semata-mata hanya menghibur, sekalipun
terkadang satir yang ditawarkan sesungguhnya memiliki makna yang sejatinya
dapat mempengaruhi proses politik tersebut. Penguasa yang dikritik biasanya
tidak gerah dengan satir politik, temasuk Orde Baru yang sering menjadi obyek
satir-satir politik Warkop ketika mulai merambah ke media elektronik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam
<i>Main-main Jadi Bukan Main</i>, disebutkan
satir-satir politik yang sering dibawakan Warkop seperti contohnya memelesetkan
makna ucapan-ucapan Presiden Soeharto atau Jendral Ali Murtopo dengan bahasa
Jawa yang amat kental alias supermedhok. Atau juga mengguyonkan pengumuman
pemerintah tentang “penyesuaian” (makna sebenarnya kenaikan) harga BBM atau
sembilan bahan pokok. Disebutkan, Warkop juga meniru gaya Menteri Pertambangan
Subroto yang memang bergaya unik (antara lain selalu memakai dasi kupu-kupu)
karena mengumumkan kenaikan harga BBM sembari tertawa-tawa di layar TVRI.
Orisinalitas satir Warkop yang lain contohnya mempopulerkan kalimat khas Pak
Harto “jika rakyat menghendaki” menjadi metafora politik yang dipakai untuk menyindir
kekuasaan Orde Baru yang sesungguhnya justru kerap tidak mengikuti kehendak
rakyat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tetapi
tetap bagi saya, ajang paling efektif Warkop dalam menyampaikan satir politik
adalah melalui musik. Hal tersebut jugalah tonggak awal mereka yang tadinya hanya
kumpul-kumpul menjadi terkenal. Bahkan lagu yang bisa dikatakan lagu wajib bagi
Mapala, <i>Siborong-borong</i>, adalah
ciptaan Nanu. Bakat bernyanyi Kasino yang sanggup meniru gaya bernyanyi etnis
tionghoa, jawa, sunda, dan lain-lain, amat apik dan mengocok perut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saya
jadi berusaha mengingat-ingat, grup mana yang sanggup mengalahkan ketenaran
Warkop karena mangkal di radio, ngobrol dengan luwes dan ceplas-ceplos namun
tetap dengan dialog-dialog intelektual bergaya kampus, lalu terkenal. Saya
sulit mengingatnya. Jangan lupakan film-film Warkop yang masih diputar hingga
kini, apalagi ketika lebaran tiba dan layar kaca kita pasti dinostalgiakan
dengan film-film mereka. Budiarto Shambazy dalam <i>Main-Main Jadi Bukan Main</i> mengatakan jika dibandingkan dengan
Srimulat yang sudah lebih dulu mapan, model Warkop relatif lebih “modern”,
sebab bahan-bahan lawakan Warkop lebih beragam: kehidupan anak muda, musik,
politik, hiburan, seks, gender, ras, dan seterusnya. Sedangkan lawakan Srimulat
lebih terfokus pada “melucu gaya Jawa”. Maka tidak mengherankan bila
diasumsikan bahwa Warkop sesungguhnya telah mengukuhkan diri sebagai pelopor
komedi intelektual seperti yang dimaksudkan di atas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Batu Lompatan dan Hiburan Masa Kini</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1erLYB-ddQZI_zM5aMZpD5rumxwSWizbp59hlx859ea83cMPv715BxXrK2LdoGDqoqU_0yrQCTqLmkV4WlNcFBlaILMPRlOxxTRDouuUBg2lq6e6GDSB0-wLxwus6gC7SIEwPY5KxvKz0/s1600/SK+lengkap.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1erLYB-ddQZI_zM5aMZpD5rumxwSWizbp59hlx859ea83cMPv715BxXrK2LdoGDqoqU_0yrQCTqLmkV4WlNcFBlaILMPRlOxxTRDouuUBg2lq6e6GDSB0-wLxwus6gC7SIEwPY5KxvKz0/s1600/SK+lengkap.jpeg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada
tahun 90-an di Jabodetabek, Radio Suara Kejayaan sangat <i>happening</i> karena radio ini berkecenderungan sebagai radio komedi
yang amat digemari banyak masyarakat. Radio ini memang sekitar sudah ada tahun 60-an,
namun baru pada sekitar 90-an suaranya nyaring terdengar. Warkop yang sudah
mentereng namanya itu pun pernah ikut siaran di Radio ini. Bahkan Radio SK
sendiri sering diplesetkan namanya menjadi Radio Senyum dan Ketawa.<b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Radio
SK adalah batu lompatan nyata bagi beberapa pelawak yang masih eksis bahkan
setelah radio itu bubar karena kondisi keuangan negara amat buruk tahun 1999.
Radio SK mempopulerkan banyak nama pelawak dan musisi seperti Bagito, Patrio,
Kiwil, Mucle, Yadi, Ulfa Dwiyanti, Tukul Arwana, Temon, Abdel, Taufik Savalas,
Harry De Pretes, Nugie, Ridho Slank, Denada, bahkan hingga Ricky Jo dan Alfito
Deanova yang kini masih eksis namun jauh dari hingar bingar komedi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah
Radio SK bubar dan peralihan manajemennnya diberikan pada Hard Rock FM,
lulusan-lulusan Radio SK ini tercium bakatnya oleh banyak stasiun televisi.
Pelawak yang ketika masih menjadi penyiar Radio SK namun juga sudah sering
tampil di televisi nasional mungkin barangkali tak pusing-pusing amat dengan
bubarnya Radio SK. Contohnya seperti Patrio yang digawangi oleh Parto, Akri,
dan Eko. Kita saksikan sendiri bagaimana acara <i>Ngelaba</i> saat itu sangat ngetop, dan saya pun selalu menantikan acara
itu tiap pekan. Bahkan <i>Ngelaba</i>
mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) karena sanggup tetap
eksis sebagai program top komedi selama 13 tahun. Komeng juga setelah keluar
dari Diamor makin tenar dengan program usilnya yaitu Spontan, bersama Kiwil,
Yadi, Ulfa Dwiyanti, dan Septian Dwi Cahyo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tukul
Arwana yang juga penggawa Srimulat pun kini menjadi presenter program <i>Bukan Empat Mata</i> yang sudah beribu-ribu
episode, dan menjadikannya sebagai <i>host</i>
dengan bayaran yang tinggi. Abdel dan Temon juga punya acara komedi situasi di
Global TV bernama <i>Abdel Temon Bukan
Superstar</i>, dan keduanya kini sering tampil menjadi <i>comic</i> di acara-acara <i>stand up
comedy</i>. Denada memilih untuk melanjutkan karirnya sebagai penyanyi dan
Ridho Slank kini menjadi gitaris salah satu band rock papan atas Indonesia,
Slank. Ricky Jo memilih menjadi <i>host</i>
acara olahraga dan Alfito Deanova kini sering kita lihat menjadi presenter
berita di Tv One. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di
luar Radio SK, kontes-kontes hiburan juga menjadi salah satu pencarian bibit
yang menghasilkan pelawak-pelawak mumpuni. Audisi Pelawak TPI misalnya
menghasilkan Sule dari grup SOS yang kini mentereng dengan program <i>Opera Van Java</i>-nya. Cagur yang
personilnya terdiri dari Denny, Narji, dan Wendy kini juga ngetop lantaran
mengikuti kontes yang dinilai oleh Komeng dan Ulfa Dwiyanti. Cagur pertama kali
eksis di televisi lewat program <i>Chatting:
Canda Itu Penting </i>di TPI yang mempunyai konsep mirip dengan <i>Ngelaba</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dengan
menyabet sebagai program komedi terbaik selama dua tahun terakhir di Panasonic
Gobel Awards, tentu program Opera van Java (OVJ) yang tayang di Trans 7 tak
bisa disangkal lagi sebagai program komedi yang paling digandrungi saat ini.
Saya ingat ketika pertama kali menyaksikan acara <i>Opera van Java</i> (<i>OvJ</i>) diawal-awal
program itu berjalan, <i>OvJ</i> hanya
tayang satu hari dalam seminggu. Namun secara perlahan-lahan, <i>OvJ</i> kini tampil enam hari dalam
seminggu, seiring dengan ratingnya yang terus naik dan makin disesaki iklan.
Bahkan Trans 7 pada hari minggu menampilkan acara <i>Pas Mantab</i>, yang tiga presenternya adalah pemain <i>Opera van Java</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Opera van Java</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
sendiri dapat dikatakan sebagai <i>pioneer</i>
acara program hiburan saat ini yang teknik mengisi acaranya menggunakan
improvisasi tanpa menghafal naskah sebelumnya. Program hiburan tanpa naskah ini
kemudian diikuti oleh <i>Pesbukers</i> di
Antv dan <i>Comedy Project</i> di Trans Tv.
Bedanya, <i>Opera van Java</i> tetap
mempertahankan ciri khasnya menggunakan dalang yang diperankan oleh Parto,
sebagai pemandu cerita, dan para sinden yang biasanya menyanyikan lagu-lagu pop
yang “dijawakan”. Para wayang-wayangnya tersebut diisi oleh Sule, Nunung
Srimulat, Andre Taulani (mantan vokalis grup band Stinky) dan Aziz Gagap. Ciri
khas lainnya adalah—ini yang paling saya suka di awal-awal OVJ tayang—Opera van
Java mengangkat cerita-cerita legenda yang sangat populer di masyarakat
Indonesia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kepada
Kompas edisi Minggu, 7 Desember 2008, kepala Departemen produksi Trans 7, Andi
Chairil, mengatakan, “Konsepnya memang pewanyangan. Ada dalang, sinden,
gamelan, dan wayang orangnya yang diperankan dengan pemain tetap dan
bintang-bintang tamu. Tapi ceritanya enggak harus cerita rakyat dari Jawa. Yang
menarik dalam acara ini adalah setiap cerita yang akan dimainkan hanya
diketahui Parto, sang Dalang. Setiap cerita yang dimainkan akan kami kemas
dengan cara kekinian. Jadi tidak menafikkan kalau cerita luar seperti Pinokio
akan ada pada salah satu episode.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tetapi
terlepas dari kegemerlapan hiburan masa kini yang amat menjanjikan dan
mempunyai banyak segmen-segmen yang dapat dimanfaatkan, saya malah merasa dunia
hiburan jalur lawak di Indonesia berubah menjadi bising, gaduh, dan membuat
saya agak risih. Satu dua kali saya tertawa, tetapi kemudian—mungkin juga
karena faktor frekuensinya yang liar dan tak menimbulkan rasa kangen—saya
merasa lawakan terkini memang kualitasnya kurang dibanding pada tahun 90-an
atau 2000-an awal. Dulu kita kerap disuguhi tema-tema kritik sosial yang tajam,
masalah keluarga, atau ideologinya yang jelas. Tetapi yang saya lihat kini
dunia lawak negeri ini hampir kehilangan jati dirinya. <i>OvJ</i> kini mulai membosankan karena dipenuhi dengan “jatuh-jatuhan”,
“pukul-pukulan” dengan <i>styrofoam</i>,
atau jokes-jokes garing dan sarkas yang mengganggu. Ini juga didukung dengan
rating <i>OvJ</i> yang walaupun masih dalam
jajaran kelas atas, sudah jarang menempati rating nomer satu menurut survei
yang dibuat oleh vivanews.com sampai maret 2012. Rating <i>OvJ</i> kerap tergeser <i>oleh
Tendangan Si Madun, Fathiyah, Putih Abu-abu, Karunia, Cintaku Full Enggak ½
Setengah</i>, atau <i>Shaun The Sheep</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saya
angkat topi dengan kelompok-kelompok yang sekarang tengah menyemarakkan
acara-acara <i>stand up comedy</i> atau
komedi tunggal yang memunculkan pembaruan di tengah era lawak yang garing di
negeri ini. <i>Stand up comedy</i> juga
seperti mengajarkan kepada masyarakat untuk menjadi masyarakat yang tidak cepat
sensi. <i>Stand up comedy</i> juga mengangkat
dan menyadarkan bahwa di sekeliling kita banyak hal aneh, rahasia umum yang kerap
membuat kita menganggukkan kepala setuju. Bahkan kini sudah dua televisi yaitu
Metro TV dan Kompas TV yang rutin menanyangkan acara yang bisa dibilang hiburan
alternatif bagi kita yang merasa risih dengan jalur lawak <i>mainstream</i>. Semoga dunia hiburan khususnya dunia lawak di Indonesia
ini sanggup makin berkualitas seiring dengan cepatnya zaman bergerak.<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-73840260997667295222012-06-16T19:56:00.001+07:002016-12-31T21:14:51.123+07:00Program Anak Bawang yang Digandrungi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs4vIU2RHmnH2-K9nI__7yYiwvCVx9tTuKP9nGt-2pNUJXgU2s01_FT7IXUxf6Id84S3_ihnMizPiyFYJJj1OGEVvzt9r8zlSU16CFPs0pH8VAAZIceGeu8EmQ2lZqHwOWOeEKTBvKwga1/s1600/edtv.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs4vIU2RHmnH2-K9nI__7yYiwvCVx9tTuKP9nGt-2pNUJXgU2s01_FT7IXUxf6Id84S3_ihnMizPiyFYJJj1OGEVvzt9r8zlSU16CFPs0pH8VAAZIceGeu8EmQ2lZqHwOWOeEKTBvKwga1/s640/edtv.jpg" width="472" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ketika
dunia pertelevisian—dalam jalur <i>reality
show</i>—di Amerika Serikat tengah berada pada kejenuhan yang mengambang,
beberapa tim yang terdiri dari produser gendut kaya, Mr. Whitaker (Rob Reiner),
<i>broadcast director</i> bervisi jeli
Cynthia Topping (Ellen DeGeneres), dan beberapa orang lainnya, berusaha
melakukan sesuatu untuk menggairahkan jalur itu lagi. Langkahnya adalah,
membuat reality show dengan merekam kehidupan seseorang dengan jujur, dengan
apa adanya, tanpa naskah, tanpa intervensi, tanpa privasi—kecuali ke kamar
mandi—dari orang itu bangun tidur hingga ia tidur lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di
proses pencarian sang pemeran, dengan mata penuh kagum, Chynthia mendengarkan
Ed Pekurny bercerita tentang kepemudaannya, berjoget dengan gaya ayam yang
mengepakkan sayapnya, dan berbagai hal lain yang membuat Chynthia merasa pemuda
ini akan disukai oleh penonton. Semula tentu saja Mr. Whitaker, bosnya,
mengerenyitkan dahi melihat kelakuan Ed dari video yang diperlihatkan Chynthia.
Tetapi akhirnya Mr. Whitaker manut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ed
Pekurny (Matthew McConaughey), karyawan sebuah toko kaset, pemuda biasa dari
San Francisco itu tiba-tiba saja kecebur dalam ketakjuban: semua orang di
sekitarnya meneriaki namanya, mamanya (Sally Kirkland) jadi sering dandan, juga
kakaknya yang nyeleneh, Ray (Woody Harrelson) jadi sering numpang tampang di
kamera, atau bahkan ia akhirnya dapat bertemu dengan ayah kandungnya yang telah
lama berpisah sejak kecil.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bagaimana
Ed Pekurny bisa seberuntung itu, hanya Tuhan dan cahaya lampu San Francisco
yang bisa menjawab. Peristiwa sinting itu semula mengguncangnya. Dia ingin
membaginya dengan Shari (Jenna Elfman), kekasihnya yang sederhana, kaku,
perempuan yang ingin dikejar-kejar itu. Tetapi Shari lebih terpesona pada Ed
yang dulu, lantaran kehidupan Shari dahulu tak terekspos media. Ia malas ketika
ia tengah menjalankan profesinya sebagai pengantar barang ke suatu rumah
tiba-tiba diceramahi ibu-ibu cerewet yang mengatakan bagaimana seharusnya
menjadi pacar Ed yang baik. Sejak awal kita tahu hubungan mereka akan sulit,
bahkan menjemukan—dengan sikap Shari yang tak luwes.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ed,
seperti juga para pemuda San Francisco lainnya, adalah lelaki yang apa adanya,
slengean tapi menyenangkan, yang sikap dan perilakunya mengalir begitu saja
seperti air. Mendapatkan bayaran yang besar, dielu-elukan namanya di sebuah
pertandingan hockey, adalah mimpi yang tak terpikirkan sebelumnya. Bahkan
bertemu dengan seorang model cantik bernama Jill (Elizabeth Hurley) yang selalu
membuka pintu apartemennya kapan saja ketika Ed ingin berkunjung. Hubungan
asmara Ed dan Shari terseok-seok menuju jurang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ed
percaya ia adalah pria yang baik. Tetapi dengan sedikit saran dari Chynthia,
ada baiknya bila ia sejenak melupakan Shari dan menikmati hubungan tak
seriusnya dengan Jill. Jill memanfaatkan Ed dengan menjadikan ia sebagai alat
pendongkrak karir, Ed dan para sebagian penonton pun tak keberatan dengan sosok
Jill yang kita sama-sama tahu tadi, dan juga karena ia cantik dan tak
neko-neko. Bagi penonton, kehidupan Ed adalah kehidupan yang menyenangkan dan
tentu saja kocak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bagi
Ed, tak pernah ada yang klise tentang menjadi terkenal. Semula ia tak ingin
pergi dari sana. Kakinya terus bergerak seperti para penggemar yang
mengejarnya. Tetapi lama-kelamaan akhirnya Ed pening juga. Bukan karena capek karena
selalu harus diikuti oleh sepasukan kameramen, tetapi karena kerisihan
orang-orang yang disayanginya, yang berbeda dengan jalan pikirnya, berbeda
kadar kenyamanannya. Shari, ibunya, ayah tirinya, dan kakaknya, lewat sebuah
kontrak dari True TV yang tak begitu dipahami Ed, kini terusik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ed
tak bisa meninggalkan begitu saja pekerjaanya karena sudah terikat kontrak.
Namun lewat sebuah cara yang cerdik, akhirnya ia menemukan cara yang akhirnya
membuat si bos gendut Mr. Whitaker terpaksa membubarkan acara itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menyaksikan
film ini, tentu saja kita akan langsung teringat dengan film serupa—yang jauh
lebih fenomenal—yang setahun lebih dulu ada sebelum Edtv diproduksi, berjudul <i>Truman Show</i>, yang peran utamanya
dilakoni oleh Jim Carrey. Bedanya, Truman (Jim Carrey) tidak mengetahui bahwa
sejak lahir sampai dewasa, ia adalah pemeran sebuah acara tersebut. Orang-orang
di sekitarnya, istrinya, bahkan kota tempat ia tinggal adalah palsu dan Truman
tak tahu bila seluruh orang di dunia ini menyaksikan dirinya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam
tim yang terdiri dari Mr. Whitaker dan Chyntia serta para awak lainnya, program
merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kegiatan manajemen produksi
televisi. <i>Reality Show</i> adalah salah
satu program di televisi yang menarik minat masyarakat. Maraknya penayangan
program <i>reality show</i> di televisi
menimbulkan berbagai dampak bagi masyarakat. Di beberapa bagian <i>scene</i> <i>Edtv</i>, ditampilkan adegan <i>talkshow</i>
yang membahas <i>reality show</i> yang
dilakukan True TV. Seorang narasumber mengatakan bahwa program itu tidak baik,
kurang pantas, dan kalimat-kalimat negatif lain semacamnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menurut
saya, berdasarkan dari beberapa literatur yang saya pahami, jika dihubungkan
dengan teori kultivasi dan teori pembelajaran sosial, akan terdapat tiga dampak
pada pesan media massa, yaitu dampak kognitif, dampak afektif, dan dampak
behavioral. Dalam dampak kognitif, pesan pada program Edtv dalam <i>Edtv</i> menggambarkan realitas pemuda San
Francisco kebanyakan saat itu, yaitu mendapatkan gaji yang pas-pasan, slengean,
masih hidup bersama orangtua, dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam
dampak afektif, pesan yang disampaikan pada program Edtv dalam <i>Edtv</i> berpengaruh pada perasaan emosional
mereka. Seperti kubu yang selalu mendukung kesederhanaan Shari, dan bagaimana
Ed selalu berusaha untuk mengejarnya. Lalu kubu yang selalu gembira ketika
melihat Ed bersama Jill si model cantik, karena tak tahan dengan Shari yang
menurut mereka memuakkan. Bagaimana perselisihan Ed dengan Ray kakaknya yang
merasa dikhianati lantaran diambil pacarnya—sampai-sampai Ray mengeuarkan
sebuah buku berjudul <i>My Brother Pissed On
Me</i>. Belum lagi perasaan emosional penonton ketika mengikuti prahara ibunda
Ed, ayah kandung, dan ayah tirinya yang memilukan. Perjalanan cinta dan
pengkhianatan yang panjang, yang akhirnya terungkap dan terjawab dan bagaimana
Ed sendiri menyikapi itu. Bahkan Chyntia dan kawan-kawan pun sampai menitikkan
air mata. Tanpa sadar khalayak ikut merasa sedih, terharu, dan iba melihat
kehidupan Ed. Tetapi juga amat senang ketika Ed tengah melakukan
kekonyolan-kekonyolan khas yang sering ia lakukan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam
dampak <i>behavioral</i>, pesan pada program
Edtv dalam <i>Edtv</i> tidak langsung
berpengaruh pada perilaku penonton di kehidupan sehari-hari. Melalui program
ini mereka bisa belajar dari pengalaman hidup Ed yang berasal dari kalangan
yang biasa-biasa saja. Secara umum, dampak pesan media pada program Edtv dalam <i>Edtv</i> yang paling berpengaruh pada
penonton adalah dampak kognitif. Karena melalui program Edtv dalam <i>Edtv</i>, mereka mengetahui keadaan
masyarakat Amerika, khususnya San Frascisco sekitar yang di dalam diri
pemudanya yang kerap ceria namun slengean, terdapat juga hal-hal berat yang
harus ia hadapi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Coba
kita lihat stasiun televisi kita yang amat banyak menyuguhkan program-program <i>reality show</i>. Saya merasakan dan juga
berdasarkan pengalaman beberapa teman yang terjun langsung dalam bidang itu,
acara <i>reality show</i> kebanyakan jauh
dari nyata dan penuh kepalsuan. Saya mempunyai teman yang pernah dibayar untuk
menjadi pemeran sebuah acara <i>reality show</i>.
Acara tersebut premisnya adalah penginvestigasian diam-diam seseorang, karena
seseorang tersebut ditengarai kerap berbohong/tak transparan dalam perjalanan
kisah kasihnya dengan si pelapor. Alhasil lewat permintaan pelapor itulah, tim
kemudian melakukan penginvestigasiannya, yang mana berarti acarapun dimulai.
Teman saya mengatakan, acara tersebut dilakukan dengan penuh naskah dan
kemampuan akting belaka, tetapi dibuat dengan gaya yang seperti nyata. Acara
reality show jadi tak lagi mengsyikkan karena disusupi kepalsuan, <i>script</i>, dan jauh dari realita itu
sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Full Effect Theory</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
adalah teori di mana <i>audiences</i>
(penerima pesan) tidak bisa menghindari peluru yang ditembakan secara tepat
sasaran oleh pengelola media. Teori ini bisa jadi menyimpulkan seolah-olah
pengelola media lebih pintar dari <i>audiences</i>,
sehingga ketika <i>audiences</i> ditembak,
mereka tidak mampu menghindarinya. Contoh teori ini berkembang pada perang
dunia 1-2 (efek propaganda), dan opini media mampu membangun opini publik
secara keseluruhan. Khalayak dianggap pasif dan efek media langsung dan
maksimal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Limited Effect Theory</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
menjelaskan, media menghasilkan efek yang terbatas, karena media bukan faktor
tunggal. <i>Audiences</i> bersifat selektif
dalam menerima informasi yang diterimanya, antara menerima atau
mempertimbangkan bahkan menolaknya. Penonton juga memutuskan melalui media mana
ia akan menjalin komunikasinya. Hal ini karena tidak semua orang sama dalam
pemanfaatan media. Cooper dan Jahada mengatakan, “Perspektif selektiflah yang
jauh lebih menentukan dari pengaruh media massa.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di
antara dua teori besar di atas, manakah yang akan dipakai dalam melihat <i>reality show</i>? Mungkin dalam beberapa hal
keduanya bisa dipakai sekaligus. Trian H.A mengatakan, “<i>Reality show</i> telah menunjukkan kepada kita segala yang sebelumnya
kita tidak terlalu mau tahu, yaitu perasaan orang (secara nyata) jika diberikan
sesuatu. Kesadaran akhir ini bagi <i>audiences</i>
akan mempengaruhi persepsi tentang situasi orang dalam keadaan tersebut. Dari
persepsi ini, mereka akan melakukan hal seperti menelan mentah-mentah atau
bersikap selektif. Tapi setidaknya, <i>audiences</i>
tidak bisa lari atau menghindar dari peluru jika ia menonton <i>reality show</i>. Saat kemudian ia
melakukannya, maka akan terjadi benturan antara apa yang benar, apa yang kita
anggap benar dan apa yang sedang bekerja.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari
program Edtv dalam <i>Edtv</i> dan
program-program <i>reality show</i> yang ada
di negara kita—terlepas dari palsu atau tidaknya—sebetulnya di situ tersirat
bahwa terjadi perefleksian kejadian sehari-hari di sekitar kita. Yang bahaya
adalah jika pengelola televisi tidak bertanggung jawab atas program yang kurang
baik, yang dapat memperparah kondisi budaya bangsa saat ini. Garin Nugroho
mengemukakan, “Televisi telah menjadi dunia multikanal dalam hidup manusia.
Individu yang menonton televisi tanpa motivasi dan perencanaan sebelumnya lebih
gampang untuk melupakan apa yang dilihatnya daripada mereka yang menonton
televisi dengan motivasi dan perencanaan.” Bahkan program Edtv dalam <i>Edtv</i>, diceritakan sang pemeran Ed
Pekurny mengalami hal yang merugikan dirinya sendiri karena terlalu
dimanfaatkan si bos Mr. Whitaker yang sudah terlanjur makin kaya dan tak peduli
dengan saran baik anak buahnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Terlepas
dari teori yang telah dikaitkan di atas, <i>reality
show</i> jelas banyak berkaitan dengan teori lainnya pula, seperti <i>entertainment</i>, yang amat jelas dan gamblang
fungsinya. Lalu <i>social utility</i>, jika
program tersebut amat terkenal dan banyak digunjingkan oleh khalayak, tepatnya
di <i>conversational utility</i>. Lalu <i>hegemonic theory</i>, sebagai dominasi
ideologi palsu atas realitas yang sebenarnya terjadi secara tersamar dan sangat
halus. Atau <i>commercialization</i>, untuk
mengarahkan kawan-kawan media ke ‘jalur aman’.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Reality show</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">..
Inilah program yang berhasil meringkus banyak perhatian dunia, bukan saja
karena peminatnya yang sungguh banyak, tetapi memang kadangkala—terlepas dari
kebenaran atau kepalsuannya—memang cukup asyik, ringan, dan segar untuk
diikuti. Tentu saja penggemar <i>reality
show</i> yang punya cukup kapasitas untuk menerima, dapat memilah dan merasakan
apa dampak yang mereka terima. <i>Edtv</i>, sesungguhnya
menurut saya adalah campuran antara sindiran dan parodi. Mr. Whitaker yang tak
mau mendengarkan kritik orang lain karena terlalu fokus pada keuntungan itu
sungguh persis seperti apa yang kita bayangkan dalam benak kita. Demikian juga
Ed yang bersemangat, kenes dan Chyntia yang cerdas dan baik hati. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Penggemar
berat <i>reality show</i> mesti hati-hati
tentang kenikmatan atau kesedihan yang ada dalam dunia yang bisa jadi rekaan
atau benar-benar nyata itu, karena bisa jadi hilang kontrol dan tak lagi sibuk
memikirkan realita yang ada dalam dunia sendiri.<o:p></o:p></span></div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-14508491715035058022012-03-17T16:33:00.001+07:002016-12-31T21:36:29.224+07:00Don Asa di Kota Lara<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_tFgmpt17T_wB-GytbA2xB_pffOY2xT8xVPTHEpJG1sPPKZy9o-7Q4hKr9IcWWxkLHQafq_VL0Z6xIzJCkKfMDTqMUAQcIDT7j62nrHYSguE31AN2jjeQbKv-M-zA5h-wPSAf7RIIeium/s1600/our+america.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_tFgmpt17T_wB-GytbA2xB_pffOY2xT8xVPTHEpJG1sPPKZy9o-7Q4hKr9IcWWxkLHQafq_VL0Z6xIzJCkKfMDTqMUAQcIDT7j62nrHYSguE31AN2jjeQbKv-M-zA5h-wPSAf7RIIeium/s640/our+america.jpg" width="443" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Teriakan
bocah itu menerobos gendang telinga pendengarnya. Penganiayaan yang berlokasi
di lantai 14 di sebuah apartemen lusuh dan menyedihkan itu tetap tak
dihentikan, walaupun bocah itu sudah meminta ampun kepada orang yang juga masih
sama-sama bocah (diketahui, si penganiaya berumur 10 dan 11 tahun). Jelas saja
ia tak bisa melawan, lantaran ia baru berusia 5 tahun. Yang terjadi selanjutnya
adalah, tiba-tiba ia sudah berada di dasar gedung. Bocah itu bernama Eric Morse. Seluruh langit
Chicago mendadak kelam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">18
bulan sebelumnya, di daerah yang sama, ada dua remaja yang ingin menggebrak
kekelabuan gang-gang sempit Chicago dengan cara yang tak lazim dengan
menggunakan media radio, dan banyak yang memandangnya tak tepat. Namun hal itu
pelan-pelan berubah setelah kasus Eric Morse terjadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dua
remaja itu bernama LeAlan Jones (Roderick Pannel) dan Llyod Newman (Brandon
Hammond). Mereka tinggal di daerah kumuh Chicago yang kasar, galak, dan sama
sekali tak menenteramkan. Tetapi di wilayah hitam itu, mereka termasuk salah
dua remaja yang lurus dan baik-baik saja—dibandingkan dengan remaja seusianya.
Namun tetap saja, kalimat “"Ketika saya berusia 10 tahun, saya tahu
tentang narkoba, seks, dan saya tahu semua jenis pistol,” tetap meluncur luwes
dan licin dari mulut Llyod.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dua
remaja ini sangat tidak ingin jadi pecundang. Mereka tidak ingin menjambret,
mengedarkan narkoba, atau menembak kepala siapapun. Mereka ingin mengubah nasib
dengan memulainya dari hal yang tidak terlalu spektakuler—amat spektakuler bagi
yang lain. Mereka mengetahui kabar bahwa National Public Radio (NPR), lewat
seorang produser bernama David Isay (Josh Charles), mencari dua orang
berketurunan Amerika-Afrika, untuk menjalankan program buku harian audio yang
NPR selenggarakan. Nama program tersebut adalah <i>Ghetto Live 101</i>. Mereka
mengikuti audisi tersebut dan dengan kealamian mereka, dengan mudah diterima. LeAlan
Jones mengatakan bahwa tidak ada yang lebih cocok menjalankan program tersebut
ketimbang mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tugas
mereka susah-susah gampang. Mereka hanya
merekam pembicaraan mereka sendiri dengan amat jujur dengan melihat, mendengar,
dan merasakan apa yang mereka terima dari kehidupan mereka dan kehidupan
sekitar mereka. Mereka juga melakukan wawancara dengan ibu LeAlan yang sakit
mental dan ayah Lloyd alkoholik. Mereka
merekam teman bengal yang yakin bahwa dia tak akan hidup sepuluh tahun lagi,
bahkan merekam kenakalan mereka sendiri. Mereka banyak memotret
penyakit-penyakit sosial lewat potret suara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Beberapa
mendukung, namun banyak juga yang menentang. Bahkan kepala sekolah kedua anak
itu mengumbar hal yang dilakukan dua muridnya tersebut di radio oposisi dan
menyebutnya sebagai hal yang menyedihkan. Banyak aral yang menerjang, termasuk
dari dalam diri mereka sendiri. Aktivitas sekolah Llyod tetap tak menunjukkan
tanda-tanda kenaikan—dari hal positif ini—dan bahkan tidak naik kelas. LeAlan
juga mulai terhasut perkataan orang-orang yang menyebut program buku harian
audio itu adalah sebuah pemanfaatan kaum kulit putih. Namun dengan segala upaya yang dilakukan
David, mereka berdua akhirnya sanggup meneruskan dan justru makin semangat dengan
hal yang mereka lakukan. Puncaknya ketika akhirnya program <i>Ghetto Live 101</i> membawa mereka sebagai penyiar radio terbaik di
Chicago.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ketika
kasus Eric Morse terjadi di Chicago, media-media profesional lain seperti media
televisi sibuk menyiarkan berita tentang kasus Eric. Dari tayangan-tayangan
televisi yang mereka saksikan, media-media tersebut hanya mengsekpos berita
kematian Eric Morse dan pelakunya yang juga sesama bocah, tidak secara
mendalam, mengapa, dan bagaimana peristiwa itu dapat terjadi. Mereka gundah dan
risih karena media-media itu sebetulnya tidak terlalu paham bagaimana kehidupan
di daerah tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berangkat
dari gobar hati itulah, mereka melakukan investigasi untuk mengusut secara
mendalam perihal kasus Eric, dengan bantuan media radio sebagai kendaraan
mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tidak
dijelaskan di film ini mengapa LeAlan dan Llyod lebih memilih media radio
ketimbang media lain seperti media cetak atau media televisi. Namun lewat
adegan-adegan yang tersuguh, karakter mereka berdua memang banyak bicara dan
blak-blakan. Kita tahu, dibanding media cetak, media radio memiliki beberapa
kelebihan yang tak bisa digondol media cetak.
Keunggulan tersebut di antaranya seperti selintas dengar, penyajian
informasinya lebih cepat dan langsung, dan memungkinkan pendengar radio mengembangkan
imajinasinya sendiri. Ketika hal-hal seperti itu dikemas secara amat apik
(seperti program buku harian audio yang dijalankan NPR), keunggulan media radio
ini akan sukar ditandingi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">LeAlan
dan Llyod sendiri pun bisa jadi memang hanya gemar bercakap-cakap—apalagi
mereka adalah sahabat sejak kecil—yang sebetulnya tak terlalu memusingkan
hal-hal kejurnalistikan. Jurnalistik
menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang menyangkut
kewartawanan dan persuratkabaran. Dalam
bahasa Inggris dikenal sebagai <i>radio</i> <i>journalism</i> atau <i>broadcast journalism</i>, yang bisa diartikan sebagai proses produksi
berita dan menyebarluaskannya melalui media radio. Dan lewat program <i>Ghetto Live 101</i>, barangkali tanpa sadar, mereka telah berkembang
menjadi jurnalis yang buas, jurnalis yang berkualitas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Radio
hanya menggunakan suara, berbeda dengan media cetak yang menyuguhi tulisan dan
foto atau media televisi yang menampilkan suara dan gambar. Karena demikian,
konsep menyuarakan segala informasi menjadi dasar penyajian sebuah informasi di
radio. LeAlan dan Llyod menyuarakan segala kekelabuan yang ada di daerah tempat
mereka tinggal. Dan dengan konsep penyuaraan yang baik dan alami, kekelabuan
tersebut berhasil diterima dengan amat baik pula ke telinga para pendengarnya. Konversi
yang sempurna itu akhirnya berubah menjadi pujian dan cibiran. Hal inilah yang
menyebabkan banyak orang mendukung kegiatan mereka, namun di sisi lain banyak
yang menentangnya—karena berbagai faktor, lantaran setiap orang memiliki respon
yang berbeda-beda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Naskah
informasi untuk radio juga disusun menggunakan bahasa sehari-hari dan bukan bahasa
tulisan. Apabila ini dilanggar, sebetulnya pendengaran pemirsa akan amat
sensitif merasakan tidak tengah mendengar tuturan, melainkan tengah
mendengarkan bacaan. Bahkan dalam program <i>Ghetto
Life 101</i>, LeAlan dan Llyod sama sekali tidak menggunakan naskah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Yang
dilakukan LeAlan Jones dan Llyod Newman ini termasuk <i>citizen journalism</i>. Memang, dalam <i>Ghetto Life 101</i> mereka resmi menjadi penyiar radio/wartawan untuk
NPR. Tetapi NPR sendiri memang mencari “orang biasa” yang pandai berbicara,
khusus untuk program buku harian audio ini. <i>Citizen
journalism</i> sendiri adalah konsep yang memungkinkan anggota masyarakat untuk
berperan aktif dalam proses mengumpulkan, melaporkan, menganalisa, dan mendistribusikan
berita dan informasi. Yang membedakannya dengan bentuk <i>collaborative journalism</i> adalah tidak adanya batasan bahwa peliput
berita harus seorang jurnalis profesional, dan inilah hal yang dimaksud NPR
untuk program Ghetto Life 101. Semua
anggota masyarakat bisa menjadi bagian di dalamnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bentuk
<i>citizen journalism</i> yang paling
sederhana adalah komentar pada lipuran berita, artikel, foto atau lainnya yang
menurut J. D. Lasica disebut dengan <i>audience
participation</i>. MetroTV dan TVOne,
stasiun televisi nasional yang menjadikan acara berita sebagai salah satu
andalannya, telah menggunakan bentuk ini. Contohnya adalah MetroTV dengan acara
<i>Suara Anda</i>. Interaktivitasnya
dibangun dengan membuka saluran telepon bagi pemirsa untuk memberikan komentar.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kontribusi
publik amat luas, bukan hanya sebagai pendengar dan komentator, tetapi sebagai
penyaji berita, namun dalam format yang sederhana dan singkat. Media yang sering
digunakan adalah radio. Di Indonesia, radio seperti Elshinta misalnya,
mengandalkan pendengarnya untuk beberapa muatan berita, terutama <i>traffic report</i>. Media baru semakin
mengambil peranan untuk bentuk ini, dan yang paling <i>happening</i> yaitu media sosial, terutama Facebook dan Twitter. Contoh kecil, saat dulu pengguna Twitter
masih segelintir, akun milik saya hanya digunakan untuk menulis status, dan
melihat status teman-teman saya—dan memang itulah hakikat sesungguhnya dari Twitter. Namun seiring berjalannya waktu, ketika Twitter
makin dikenal, kini banyak yang memanfaatkannya sebagai akun penyaji
informasi/penyumbang informasi. Dan Twitter
adalah media tercepat dalam menyajikan informasi dibandingkan media
manapun. Gempa kecil yang saya rasakan
di Yogyakarta misalnya, dari <i>timeline</i>
Twitter akan langsung dibicarakan bahwa memang barusan terjadi gempa di daerah Jawa
Tengah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sajian
liputan <i>citizen journalism</i> bahkan
kerap kali lebih lengkap daripada liputan jurnalis profesional. Dalam kasus
Eric Morse contohnya, media hanya melihat dan membahas kasus Eric Morse sebagai
pemenuhan berita. Sang reporter hanya memberikan kabar yang ala kadarnya. Namun bisa jadi ini juga karena berita yang
harus disajikan oleh media massa atau media televisi begitu banyak, sehingga
kadang sulit untuk ditelaah secara amat mendalam atau hanyut dalam emosional. Mungkin
juga karena media massa terlalu masif membeberkan berita-berita bombastis
lainnya. Namun bagi LeAlan dan Llyod, kasus Eric adalah hentakan keras untuk
mereka. Kejadian kematian Eric Morse terjadi di sekitar tempat tinggal mereka
dan hal ini sangat memacu keduanya untuk berbuat lebih dari apa yang sudah
orang-orang media profesional itu lakukan. Mungkin karena faktor emosional tadi
pula. Di film itu kita dapat saksikan
LeAlan dan Llyod menjamahi seluruh bagian apartemen itu. Mengetuk setiap pintu
kamar penghuni untuk menanyakan bagaimana kronologi, atau apa yang ia tahu
tentang Eric dan kehidupannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dan
ternyata betul, bahwa mereka mendapatkan informasi—yang media profesional tidak
dapatkan—bahwa ternyata dilemparkannya Eric dari atas gedung adalah
ketidaksengajaan. Informasi ini mereka
dapatkan dari salah satu penghuni kamar yang amat mengetahui segala keriuhan
yang biasa terjadi di lantai 14, dan mengetahui tabiat para perusuhnya yang
masih bocah itu. LeAlan dan Llyod pun
menghadiri sidang para terdakwa, dan mewawancarai ayah dari salah satu terdakwa
tersebut. Mereka juga mewawancarai pengacara terdakwa dan sang hakim. Dari
hasil investigasi yang mereka lakukan itu, memang mengerucutkan pada kesimpulan
bahwa kejadian tersebut adalah faktor ketidaksengajaan/tanpa niatan membunuh.
Anak berumur sepuluh tahun, tetaplah anak yang berumur sepuluh tahun. Bukan
seperti kesimpulan media profesional yang mengumbar bahwa ini adalah produk
dari kekerasan di wilayah itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Citizen journalism</span></i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
seringkali menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek
peneliti. Dalam investigasi yang dilakukan LeAlan Jones dan Llyod Newman,
mereka lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap
pola-pola nilai yang dihadapi. Hal ini
timbul karena kebutuhan akan informasi yang informan harapkan dapat terpenuhi,
tetapi tetap harus seobjektif mungkin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam
porsi yang lebih dalam lagi, timbul pertanyaan seperti, apakah bentuk dan media
seperti ini akan sanggup bertahan? Bisa jadi, kuncinya adalah pada keterbukaan,
aktivitas yang dinamis, serta konten yang kredibel dan variatif. Karena
keunggulan <i>citizen journalism</i> adalah
cakupan berita yang sangat luas, sifatnya yang egaliter, dan bahkan
kecepatannya. Tetapi mari kita semua optimis, karena karakter masyarakat yang
beragam dalam kebutuhannya.<o:p></o:p></span></div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-84188189602580418042011-09-06T22:28:00.002+07:002016-12-31T22:21:37.870+07:00Kepala Belakang Kiting<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 24px;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br />
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 24px;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br />
</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFxPiOGeOcjSDZ6tbPrU3Ns_YRxVgZxkhcc734iN_sxEiI4snvmUJpZwVjQJ133kisoDmgKpYzEkfeg6B2e-X3ADLcj7B1pavqFyu16wEYnlMt847WRdA-wmnoQ4fZIwKDhaCLnoK50mRM/s1600/cigombong+8.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFxPiOGeOcjSDZ6tbPrU3Ns_YRxVgZxkhcc734iN_sxEiI4snvmUJpZwVjQJ133kisoDmgKpYzEkfeg6B2e-X3ADLcj7B1pavqFyu16wEYnlMt847WRdA-wmnoQ4fZIwKDhaCLnoK50mRM/s640/cigombong+8.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“LAMBAT!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Bawel.
Aku yakin kelompok lain tak punya anggota secerewet kau!” Adam menangkis
geremengan sinis Athir untuk kesekian kalinya sambil membanjur tubuhnya yang
apak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Tunjukkan
respekmu pada anggota yang lain barang secuil! Aku tak mau lagi membersihkan
piring kotor bekas mulut-mulut bernapas sangit.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Hei,
waktu masih sepu..,” Tiba-tiba suara peluit menerobos gendang telinga seluruh
penghuni Pondok Cigombong. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tuyul.
Ucap Adam dalam hati. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Bila
kita dihukum lagi, kubunuh kau.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Putro
keheranan. Ia diganjar udara dingin yang lebat, padahal pagi ini matahari cukup
terang. Ia bisa melihat uap putih yang daritadi ia embus-embuskan dari
mulutnya. Aromanya pasti luar binasa. Nadhil dan Halim malah tak henti-hentinya
misuh lantaran dipaksa berkonsentrasi pada celananya yang kerapkali kedodoran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Permainan
ini dinamakan Titian Kemenangan. Kalian harus meniti seutas tambang itu sampai
ujung, dengan bantuan seutas tambang yang ada di atasnya untuk dipegangi,” ucap
kak Adi, salah seorang fasilitator Pesantren Kilat Cigombong itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Wajah
Tholut tak menunjukkan raut sumringah. Ia merasa semua seremonial ini nonsens
dan buang waktu. Ia lebih suka menjajaki petualangan yang lebih alamiah seperti
menelusuri sungai, mendaki gunung, atau menjamah goa-goa kuno yang dihuni
kelelawar. Sementara tak jauh dari kakak fasilitator, Toyok sudah terlihat
menggulung celana panjang kebanggaannya. Kelompok Bilal bin Rabah kali ini
selamat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
menuju toilet dengan pasti. Bukan karena daritadi menahan buang air kecil saat
pelajaran geografi yang mencekam itu. Bukan pula karena ingin merapikan rambut
kriboku yang bisa kutata semena-mena ini. Tapi karena Pandu Gempor.. Ya. Pandu
Gempor. Ia pasti sekarang sudah berada di toilet. Aku bisa merasakan
kehadirannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">"Pan!"
sapaanku meluncur begitu spontan, "Wuih.."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">"Hei,
Ting. Nih.."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">"Thanks
ya, Pan. Thanks berat," tanpa kata-kata lagi, segera kumasukkan lembar
uang lima puluh ribuan yang ada di genggamanku ini secepat bajing.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sudah
beberapa bulan ini Pandu Gempor begitu baik padaku. Tiba-tiba saja, ia sering
merampingkan isi dompetnya untuk dialirkan padaku. Santunkah aku jika menolak
pemberian dari “bos”ku? Bukankah tak baik bila kita menolak pemberian dari
seseorang? Aku pun tak begitu paham apa maksud Pandu Gempor melakukan hal ini.
Tetapi yang pasti, anak gedongan itu, kini sering bergaul denganku, juga
teman-temanku. Aku lupa kapan awal mula kami membiasakan aktivitas ini. Yang
pasti, lama-kelamaan kini dompet keduaku di rumah makin menggelembung. Dan aku
sama sekali tak risih. Hal ini kubuktikan dengan sebuah motor yang berhasil
kugaet dari <i>dealer</i> terdekat.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dengan
gegas, aku dan Pandu Gempor berjalan tanpa ampun menuju kantin untuk memanjakan
perut. Kulirik, Abi Fathan geleng-geleng kepala menatap aku dan Pandu Gempor
dari lantai dua.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Suara
tepuk tangan para anggota kelompok Bilal bin Rabah membahana. Toyok berhasil
menyelesaikan Titian Kemenangan selain dengan gagah dan tangkas, juga dengan
kecepatan yang istimewa. Padahal beberapa menit yang lalu, Nadhil hampir
kehilangan daya hidupnya setelah ia terjatuh dari ketinggian yang mengancam
itu. Mungkin Toyok titisan kera Tumpei, pikir Ariso. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Antrean
calon penjajal Titian Kemenangan pun makin panjang. Tetapi masih ada beberapa
manusia malas yang hanya duduk-duduk di Bale, yang sepertinya tak berminat
mencoba.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mata
Pandu Gempor lekat-lekat memandang keramaian. Terlihat beberapa murid tengah
asyik terkekeh menertawai temannya yang jatuh dari tambang. Ia juga melihat
beberapa burung pipit bertengger damai di pucuk pohon cemara yang menjulang di
areal Pondok Cigombong yang asri ini. Namun sejauh mata memandang, ia tak
berhasil menemukan keberadaan Kiting. Ia tak ada dalam barisan. Ke manakah
Kiting yang begitu bersemangat dengan permainan-permainan semacam ini? Kiting, <i>i want to talk</i>. Dan, ah.. ternyata ia di
bale. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hari
ini seluruh langit Cigombong sungguh cerah. Sebelum berangkat ke pesantren
kilat ini, dia jujur padaku tentang kumpulan uang yang berhasil menjadi duit
panjer untuk membeli motornya yang baru. Ia belum pernah segembira itu. Namun
akhir-akhir ini, ia jarang menemuiku. Inikah sifat manusia? Tholut bilang,
Kiting sedang masuk angin. Aku tak tahu apakah setelah ia mendapatkan apa yang
diinginkan tiba-tiba ia menjauh? Atau, apakah ia betulan sakit?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pemuda
kaya itu memantapkan kakinya untuk melangkah ke tempat Kiting duduk. Namun,
Kiting terus menundukkan wajahnya, menatap tanah. Ah, tak mungkin sedari tadi
ia tak melihatku, pikir Pandu Gempor. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ting..,”
tak terdengar jawaban darinya. Ia benar-benar sudah dekat. “Kiting..” </span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Kiting
akhirnya menaikkan pandangannya sembari tetap mengusap-usap, mencoba mengusir
pusing di kepala belakangnya. </span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">“Apaan?”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Inikah
keegoisan itu? Pandu Gempor coba mencerna sebuah nada yang tak nyaman. Ia masih
berdiri, dan sibuk mencari celah untuk duduk di sebelah Kiting. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Kau,
sakit?”
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Jangan
duduk di sebelahku dulu. Aku pusing.. sumpek,” Kiting merasa pening di
kepalanya makin hebat dan kembali menunduk. Hanya ada mereka berdua. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ting..,”
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lagi-lagi
Kiting tak menjawab. Kini lubang hidungnya kembang-kempis. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ting,
kau tak berniat mencoba Titian..,” belum sempat Pandu Gempor meneruskan
kalimatnya, ia sudah terjerembab ke tanah. Entah darimana tiba-tiba celana di
sekitaran pinggul Pandu Gempor terdapat bercak coklat kotor bekas sepatu.
Kiting tersadar. Ia menutup bibir dengan telapak tangannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">****<o:p></o:p></span></div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-51316628219760235392011-04-05T15:46:00.004+07:002016-12-31T23:33:33.554+07:00Red Bluff Bay<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 0.5in;">
<b></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 0.5in;">
<b></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 0.5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 0.5in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvTjAjHWHjENX9IImGzkxUonv4JhbWRd_K9Cb1yzqkDMim287G9QuPS75eAxRM8d3k7GN4YBUl6qdmkeCZ3QdJqZs06VnWLp8sLTk-6rDuC5cnGqDj0ObCqThUPG9z4RPHnGQlkJAFZp-c/s1600/bay.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvTjAjHWHjENX9IImGzkxUonv4JhbWRd_K9Cb1yzqkDMim287G9QuPS75eAxRM8d3k7GN4YBUl6qdmkeCZ3QdJqZs06VnWLp8sLTk-6rDuC5cnGqDj0ObCqThUPG9z4RPHnGQlkJAFZp-c/s640/bay.jpg" width="497" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sekumpulan
burung sore tampak terlalu damai di cakrawala. Sepertinya mereka masih ingat
cara pulang. Koakan mereka yang rukun di angkasa itu menjadi simfoni yang
menurutku indah. Sesekali aku juga menoleh ke belakang. Ekor mataku menangkap
sinyal kesyahduan dari tiga angsa yang berkitaran mengelilingi kolam dengan
nada suaranya yang fluktuatif. Ingin sekali rasanya pelan-pelan aku ikut mondar-mandir
bersama mereka. Aku ingin menikmati senyapnya air kolam yang meneduhkan itu yang
sepertinya sanggup merontokkan segala laraku begitu saja dan larut dalam
keheningan yang khidmat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">*<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
masih belum ingin pulang ke Jakarta. Aku masih ingin menemukan palu godamku
yang paling ampuh itu di sini, untuk meruntuhkan kesenduanku yang belum juga
beranjak. Dan seharusnya Asti menguasai hal itu. Seharusnya Asti belajar dari
kesalahan-kesalahannya melukaiku. Itu jika dia memang mencintaiku. Ia terlalu
pisau. Terlalu dingin bahkan untuk menjadi seorang peluka sekali pun. Aku juga
mungkin keliru terlalu mencintainya. Ia sungguh terlalu lihai sebagai seorang
perenyuh. Beberapa kali ia membuatku kecewa, namun tetap saja entah bagaimana
caranya, tiba-tiba aku memaafkannya. Mungkin begitulah aku menikmati
kesedihanku. Aku bukan seseorang yang hanya ingin berlarut-larut dalam roman
picisan. Aku hanya seorang yang sudah merasa inilah waktu yang tepat untuk
mencari pendamping hidup. Teman-temanku berkata, aku tak punya kekurangan
barang secuil. “Kau adalah manajer muda yang kaya, tampan, berprestasi, dan
mempunyai kekasih yang cantik. Tunggu apa lagi?” Mereka tak tahu, aku punya
sifat bermasalah dalam Asti. Sesuatu yang paling kubenci. Ia terlalu sering
menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri, tidak berterus terang, atau
bahkan yang lebih parah; mendua. Bahkan saking kerapnya, aku dan Asti
menganggap hal seperti ini sebagai musuh bersama. Anehnya, aku masih terus
mencintainya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Beberapa
waktu yang lalu, aku sudah melamarnya. Kami sudah bertunangan dan mempersiapkan
segalanya. Aku ingin, di hari ulang tahunku yang bertepatan dengan malam pergantian
tahun nanti, aku sudah sanggup berbulan madu bersamanya. Bahkan aku telah
mempersiapkan segala keperluan untuk itu dari jauh hari. Aku benar-benar sudah
mempersiapkan segalanya. Aku sudah berusaha membuang jauh segala keburukannya,
segala kekelaman tentangnya yang sempat beberapa kali membuatku goyah. Aku
sudah memercayai hal itu, dan aku selalu berdoa agar tak ada lagi hambatan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Namun
tiba-tiba, entah bagaimana pada awal Desember ini, segala ketakutanku tentang
sifatnya yang tidak menenteramkan itu kembali muncul ke permukaan. Di
penghujung persiapan kami untuk mengukir asa baru, ia diam-diam mendua dan aku
diam-diam mengetahuinya. Aku sungguh kehabisan cara memaafkannya. Aku seperti
kehilangan segala kemampuanku untuk kembali menyayanginya. Aku kepayahan dan
sepertinya sangat tersaruk-saruk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">*<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku tak menyadari sudah berjam-jam
aku berada di bangku ini. Orang-orang semakin ramai berdatangan. Terlihat
sebuah mobil bak terbuka membawa beberapa muda-mudi. Mereka turun dari mobil,
melompat dengan antusias dengan segala keceriaan di wajahnya, lengkap dengan
atribut topi dan terompet yang berwarna-warni. Sepasang manula ber-sweater
tebal terlihat di bangku ujung, dengan secangkir minuman yang mengepul dan
beberapa kudapan di meja kayu di hadapannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
sekali lagi menoleh ke belakang. Angsa-angsa itu masih saja berenangan ke
sana-ke mari di kolam. Sepertinya Red Bluff Bay sudah siap menghitung mundur.
Akhirnya aku berdiri, mendatangi sebuah stan kue yang tak jauh dari kolam. Aku
memesan dua small eclairs berlapik kertas. Kemudian aku berjalan menuju pinggir
kolam dan merendahkan lututku setengah merangkak. Kuletakkan kue di atas
susunan batu-batu kecil yang rapuh, di sampingku. Kue yang satunya kupotong
kecil dengan jemariku, lalu kusorongkan potongannya ke angsa-angsa itu. Paruh
mereka menyambut, mengunjungi tanganku mematuki kue-kue itu, seperti mematuki
luka. Tak lama kemudian aku melihat letupan cahaya warna-warni yang berkilat-kilat
dan wajah yang tersenyum di permukaan air kolam yang tenang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-46951655563981960732011-03-26T01:22:00.001+07:002016-12-31T22:36:46.120+07:00Arti Sebuah Nilai<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5KMY5xWWxmIDUZumuTw40Reie19YuJFEKm3z_EYctwD4mhZQLle3TOlqj3xrRLB20ZoOZWRf6LYuFOHPL0rQARlfx07oM7pFWksiow1LQGRcxdmHMJHE2ccSkEeT7aQxzZMsMiMQyZo5P/s1600/Alex+shout.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5KMY5xWWxmIDUZumuTw40Reie19YuJFEKm3z_EYctwD4mhZQLle3TOlqj3xrRLB20ZoOZWRf6LYuFOHPL0rQARlfx07oM7pFWksiow1LQGRcxdmHMJHE2ccSkEeT7aQxzZMsMiMQyZo5P/s400/Alex+shout.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Alessandro
Del Piero. Seorang pria, seorang legenda, seorang pemecah rekor dan figure
berkelas yang tak terbantahkan. Tidak ada yang baru di sana. Memang, penggemar
Juventus telah menjadi begitu terbiasa dengan kecemerlangan seorang yang hanya
menerima pujian dengan anggukan dan senyum bijaksana: “Kami tahu, Ale, Anda
seorang jenius dan sesuai dengan apa yang kami harapkan”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tapi
terkadang, Ia jauh lebih dari itu semua.
Del Piero bukan hanya pencetak gol berbakat seperti kebanyakan pemain lain yang
akan anda temukan di klub papan atas lain, ia telah—dalam cahaya kisah cintanya
yang panjang dan dekat dengan Nyonya Tua—menjadi simbol dari klub, seorang <i>bandiera</i> (bendera) yang mewujudkan
semangat Juventus.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tidak
ada yang lebih nyata daripada saat ia mencetak gol kemenangan melawan Brescia
kemarin, <i>finishing</i> indah setelah
sebelumnya menggiring bola dari lingkaran tengah lapangan sampai ke area pinalti
lawan. Meliuk-liuk melewati beberapa pemain bertahan lawan dan melakukan tembakan kaki kiri ke gawang lawan dengan
sempurna.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Namun
yang menarik bukanlah gol ataupun arti penting dari kemenangan (sejujurnya,
mungkin penting, tapi juga mungkin tidak penting setelah hasil buruk di musim
yang medioker ini). Yang menarik adalah selebrasi atau perayaan yang memberikan
perasaan sangat gembira perasaan bangga dan semangat yang memenuhi dada ini.
Bagi saya, secara unik dihubungkan dengan menjadi seorang bianconero.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Siapapun
yang memerhatikan dapat melihat api yang terbakar di mata kapten Juve yang
sambil berlari menuju para penggemar, berteriak dengan sukacita dan bahkan
mungkin lebih dari itu, dengan kekecewaan yang dirasakan oleh semua yang
terlibat dengan klub akhir-akhir ini dan seperti yang biasa dilakukan sang kapten.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ketika
ia mencapai <i>plexiglass</i> (kaca pembatas
tribun) di depan para penggemar tuan rumah, pada saat yang bersamaan terlihat
rasa bangga dan dengki, ia tidak menunjuk ke penggemar atau membuat gerakan
selebrasi yang konyol seperti kebanyakan hari ini. Tidak. Dia berulang kali
menggedor kaca dengan kedua tangannya! Ia seperti mencoba membangunkan para
penggemar dari kondisi mereka yang depresi, murung dan membuat mereka ingat
bahwa mereka, tidak peduli dalam keadaan apapun, adalah seorang Juventini.
Karena itu semuanya memiliki kewajiban untuk berjuang dan pantang menyerah,
baik yang bermain di lapangan maupun yang sedang menontonnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sorot
mata Alex Del Piero saat ia menatap ke atas, kepada para penggemar yang sore
itu terbagi menjadi dua kelompok: satu
mengeritik manajemen dan klub; dan yang satu berdiri mendukungnya—dan keduanya
kecewa dengan diri mereka sendiri dan satu sama lain. Kapten nampak bertekad
untuk menyatukan klubnya lagi setelah musim yang buruk, memberikan goncangan
kepada setiap orang dan mengangkat semangat yang begitu diperlukan pada saat
krisis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bagi
saya itu momen dengan nilai yang tak tertandingi, salah satu yang harus
dihargai oleh semua tifosi. Sebuah sikap yang menghidupkan kegemilangan klub pada
masa lalu serta menyalakan sebuah percikan keyakinan akan masa depan, bahkan
setelah sang kapten tidak lagi ada untuk menumbuhkan keyakinan dalam diri kita
maupun di lapangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
bukan lagi seorang remaja yang tidak dapat mengendalikan emosiku, tapi
menyaksikan pengabdian yang luar biasa dari sang Kapten, membuat mata saya basah dan sangat sangat
bangga. Bangga terhadap Ale, bangga terhadap Juventus dan bangga terhadap diri
saya sendiri yang berani mendukung tim ini di masa-masa sulit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Del
Piero, setidaknya bagi saya, merupakan sumber inspirasi dan seorang tokoh
simbolik yang pengaruhnya tidak sebatas di dalam lapangan sepakbola. Tetapi
dapat mempengaruhi pribadi dan pembawaan saya ke arah yang positif. Dan untuk
itu, saya selamanya akan berhutang budi padanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kesampingkan
semua hal tentang negosiasi nilai kontrak. Melihat ekspresi dan determinasi
yang ditampilkan sang kapten sore itu adalah bukti nyata dari Pinturicchio
untuk terus memberikan kontribusi ke klub kita dan hidup kita tentunya. Inilah
arti sebuah Nilai!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sumber:
Pondering Calcio: Face Value<o:p></o:p></span></div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-32585181383672084492011-01-06T22:40:00.000+07:002016-12-31T23:35:08.601+07:00Maybe Next Time<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi13Vbux3Llv65WzyxYjcZTv8GqAwodv37V0TwnVvwy35H9tvbaGPSe649fcDuFpvJYN_v_jiv2BImk_5idtyIb-y1SQHDuyMXTRgMrCScHLSpCmMNODV2v0dQoj7bvJOETbJ0ZB347Ll64/s1600/Au+Revoir.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi13Vbux3Llv65WzyxYjcZTv8GqAwodv37V0TwnVvwy35H9tvbaGPSe649fcDuFpvJYN_v_jiv2BImk_5idtyIb-y1SQHDuyMXTRgMrCScHLSpCmMNODV2v0dQoj7bvJOETbJ0ZB347Ll64/s640/Au+Revoir.jpg" width="464" /></a></div>
<br />
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
sudah hafal betul lesung pipitnya ketika ia tersenyum. Ia juga sudah hafal
ekspresi wajahku ketika aku melihat senyumnya. <i>Chemistry</i> seperti ini terbentuk dengan sendirinya. Dengannya, entah
kenapa aku begitu bahagia, walaupun, aku bukan siapa-siapanya.</span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"><br /></span>
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Sebenarnya
tidak ada yang salah dengan semua ini. Aku cuma merasa trauma. Aku takut akan
perpisahan. Itulah mengapa, sampai saat ini, aku tidak menyatakan perasaanku
padanya. Mungkin kami berdua sudah
saling mengetahui perasaan masing-masing, tetapi sungguh, aku hanya merasa
belum sanggup.</span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"><br /></span>
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Bukannya
aku diam saja. Dulu, pernah sempat beberapa kali akhirnya aku memberanikan diri
untuk menyatakan perasaanku padanya, tetapi setiap kata-kata itu ingin
kutumpahkan begitu saja, otakku langsung dengan otomatis memutar kembali kumpulan-kumpulan
memori kelam.</span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span>
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Karena
itulah, aku memahami dirimu yang belum sanggup menyatakan cintamu kepadaku. Aku
tahu, kau bukannya tak berani kembali jatuh cinta. Setiap kali kau ditanya oleh
temanmu mengapa tak meresmikan saja hubungan kita lalu mempersunting diriku,
kau selalu menjawab masih trauma dengan perpisahan, dan masih mencoba melawan kelemahanmu itu, dan
teman-temanmu akhirnya menerima alasanmu walau ada beberapa yang
menyayangkannya. </span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"><br /></span>
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Percayalah,
hanya aku yang tak percaya dengan alasanmu itu. Hanya aku yang tak percaya
dengan alasan perpisahanmu yang cukup masuk akal itu. Aku berani bertaruh,
dengan apapun atau siapa saja, kau bukannya takut dengan perpisahan, kau cuma
takut kembali aku kecewakan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Writing
Session Tema: Phobia<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-74213982636992589652010-12-31T05:07:00.005+07:002016-12-31T23:36:40.647+07:00Ce Crépuscule<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
</div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWD9z_5TbUighemPxSkD8L_NqfaiycPcnXG6C1A45qYkJTh7gEHa5iRI6mAxEJxxk4q8HYvofxy7WwLATdGPxvXiLRVRkYLl_afQEKJtWKl4RD0qPdHoYsPRZ1NeTQ7AQ_XXK9fgGf52bw/s1600/ce.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="464" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWD9z_5TbUighemPxSkD8L_NqfaiycPcnXG6C1A45qYkJTh7gEHa5iRI6mAxEJxxk4q8HYvofxy7WwLATdGPxvXiLRVRkYLl_afQEKJtWKl4RD0qPdHoYsPRZ1NeTQ7AQ_XXK9fgGf52bw/s640/ce.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Yogyakarta,
1996.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
masih digenggam kepedihan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sejak
dari beberapa tahun yang lalu hingga saat ini, aku masih dipatuki ketraumaan
untuk menjalani suatu hubungan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Masih
berkelebatan di kepalaku tentang sakitnya dikecewakan. Jujur, aku sudah mencoba
berkali-kali untuk mengeleteki perih dan menyulam semangat baru dalam tiap-tiap
langkah. Tetapi tetap saja aku belum terlalu kuat dan berjiwa ksatria untuk
menendang kekelabuan. Aku masih terlalu lemah. Daya gedorku untuk menyelamatkan
jiwa yang tenggelam masih sangat rapuh. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Aku
berpura-pura tegar ketika ia mengucapkan selamat tinggal di Cengkareng. Aku
masih ingat, beberapa hari sebelum ia berangkat, kami berdua dengan angkuh
bersumpah akan melawan jarak yang terlihat seperti pencuri kecil. Sumpah dalam
hal apa pun. Aku berani bertaruh, tiba-tiba ketika itu baju di sekitaran
leherku basah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Saat
itu kami harus berpisah. Ia memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya di Bordeaux,
menemani kakaknya yang menerima beasiswa S2 di Université Montesquieu. Ayahnya
khawatir bila kakak perempuannya itu tinggal sendirian di negara asing. Oleh
karena itu, ia ditugasi menemani, setidaknya kakaknya itu tak sendirian di sana. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Aku
tahu, aku tak bisa menentang keputusan ayahnya. Itu urusan keluarganya. Tetapi
yang pasti, aku lebih senang bila ia tetap di sini saja dan orang lainlah yang menggantikan
tugas menemaninya kakaknya itu. Hubungan kami sudah terjalin sekitar lima
tahun. Seperti ada dinding tebal yang perlahan coba dibangun ketika aku
mendengar kabar itu darinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Walau
dengan tertatih-tatih, dan dengan kegetiran yang setiap saat menghinggapi,
perlahan, akhirnya aku berhasil membuang jauh segala kekelaman tentangnya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Aku
masih sering bertemu dengannya, walau tak pernah lagi bertegur sapa. Aku
mengajar sastra Indonesia di Universitas Gajah Mada, sedangkan ia mengajar
filsafat. Ia kembali pulang ke Yogyakarta, setelah sebelumnya tinggal di Paris
dan bercerai dengan suaminya. Aku pun sudah memperjelas keberhasilanku mengubur
kekecewaan dengan menikahi seorang perempuan dan dikaruniai seorang anak. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Aku
bersumpah, setiap kali ketika kami berpapasan dan saling tatap, aku melihat
kekelabuan paling pekat yang belum pernah aku lihat di dalam matanya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
</div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-25008541181096942412010-12-25T05:51:00.002+07:002010-12-25T06:07:59.387+07:00Angsa Boys Unjuk GigiGroup Disco yang menamakan dirinya <i>Angsa Boys</i> ini, kemarin bertolak ke Las Vegas dalam rangka unjuk kebolehan sekaligus menghibur para penduduk setempat. Tour Disco Christmas mereka keliling Amerika ini, sudah digelar mulai tanggal 25 Desember dini hari tadi.<br />
<br />
<div style='background-color:#e9e9e9; width: 567px;'><object id='A64060' quality='high' data='http://aka.zero.jibjab.com/client/zero/ClientZero_EmbedViewer.swf?external_make_id=z2raeUVye8HO87Nf&service=sendables.jibjab.com&partnerID=holidays' pluginspage='http://www.macromedia.com/go/getflashplayer' type='application/x-shockwave-flash' wmode='transparent' height='319' width='567'><param name='wmode' value='transparent'></param><param name='movie' value='http://aka.zero.jibjab.com/client/zero/ClientZero_EmbedViewer.swf?external_make_id=z2raeUVye8HO87Nf&service=sendables.jibjab.com&partnerID=holidays'></param><param name='scaleMode' value='showAll'></param><param name='quality' value='high'></param><param name='allowNetworking' value='all'></param><param name='allowFullScreen' value='true' /><param name='FlashVars' value='external_make_id=z2raeUVye8HO87Nf&service=sendables.jibjab.com&partnerID=holidays'></param><param name='allowScriptAccess' value='always'></param></object><div style='text-align:center; width:435px; margin-top:6px;'>Personalize funny videos and birthday <a href='http://sendables.jibjab.com/ecards'>eCards</a> at JibJab!</div></div>Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-20524708298353112532010-12-13T19:42:00.002+07:002016-12-31T23:27:56.812+07:00Bulan Belum Terlalu Tinggi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWoG9bhs4RuhSrdCDfBeVTf7dhzRtPxQAGiEOPPT_z5ZM00S7D7jenM-zkAHbU_jyDJYfClox2TYHUkKsk-ls8_0n4cHsh9eQhz3Qci0taXBjmJruLPGGrvkw1CR6KDtUWEuK3Haz_sSVW/s1600/bulan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="459" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWoG9bhs4RuhSrdCDfBeVTf7dhzRtPxQAGiEOPPT_z5ZM00S7D7jenM-zkAHbU_jyDJYfClox2TYHUkKsk-ls8_0n4cHsh9eQhz3Qci0taXBjmJruLPGGrvkw1CR6KDtUWEuK3Haz_sSVW/s640/bulan.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">"Sudah
mau pergi lagi, mbak?"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">"Sudah,
ndak usah ngurusi mbak. Kamu teraweh saja sana, sudah adzan isya. Habis itu
belajar jangan lupa."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mbak
Norma memang selalu begitu. Setiap kutanya ke mana akan pergi atau jam berapa
akan pulang, pasti akan selalu balik berujar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ia
memang giat mencari uang. Selain untuk membiayai kontrakan sederhana yang hanya
kami tempati berdua ini, ia juga membiayaiku sekolah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kami
sudah tak tinggal dengan orangtua. Ayah kami menghilang entah ke mana sejak
kami kecil; sedangkan ibu sudah tidak ada. Aku hidup bersama kakakku
satu-satunya itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">"Ini
lipstik mu, mbak? Tadi aku nemu di samping lemari."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">"Wah
pantes, mbak cari-cari daritadi kok ndak ada. Lipstik siapa lagi kalau bukan
punyaku, toh?"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">"Yowes
ini, ayo mbak buru-buru. Orang-orang sudah pada berangkat, nanti aku telat
teraweh."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">"Yowes,
nanti kalo kamu sudah pulang teraweh, langsung kunci pintunya."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kami
memang punya kunci rumah masing-masing. Kadang, ketika aku sudah tidur malam
hari, ia baru pulang. Atau ketika ia tidur siang, aku baru pulang sekolah. Karena
itulah, kami menduplikat kunci rumah untuk memudahkan satu sama lain masuk
rumah ketika pintu terkunci.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
dan mbak Norma kemudian melangkahkahkan kaki, berjalan. Ketika sampai di sebuah
persimpangan, kami berpisah.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
melenggang ke masjid dengan tenang, sementara ia sudah menghilang di depan
gang.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-47756963547330899782010-12-12T16:27:00.001+07:002016-12-31T23:33:19.053+07:00Tampak Seperti Apa?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="ecxMsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqkjcGk21g9oT5F6uWuiJ-uwSRELQZIHEU-ZsyKCJv_o7mvtXk-9JJwSvNIFT7DfmMyLqJVOOtBir3ExYpdIBxuyyNXOWrUqGtWfojxbgeMTMDjHNIB7SVIcHA9Gx9IvR6bR9RqlNoUsf2/s1600/Tampak+Seperti+Apa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqkjcGk21g9oT5F6uWuiJ-uwSRELQZIHEU-ZsyKCJv_o7mvtXk-9JJwSvNIFT7DfmMyLqJVOOtBir3ExYpdIBxuyyNXOWrUqGtWfojxbgeMTMDjHNIB7SVIcHA9Gx9IvR6bR9RqlNoUsf2/s640/Tampak+Seperti+Apa.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<br />
<br /></div>
<div class="ecxMsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Emang
cukup, pak, penghasilannya buat sehari-sehari?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Yaa
dicukup-cukupin aja, mas..”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Hoo..”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pemuda
itu terus merapikan rambutnya. Sesekali ia mengisap rokoknya dalam-dalam sambil
melihat wajahnya di cermin, yang mulai tampak berminyak dan mengumal akibat
polusi ibu kota yang jahanam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Mas
sendiri mau ke mana? Nggak kesiangan jam segini baru mau ngantor?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ya
maunya sih gitu pak, ngantor. Saya udah
lulus sarjana dari enam bulan yang lalu, tapi masih luntang-lantung gini, belum
dapet-dapet kerjaan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Hoo..”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bapak
itu masih memperhatikan gelagat pemuda tersebut. Dalam hatinya ia bergumam,
yang sarjana saja susah dapat kerja, apalagi dirinya yang hanya tamatan SMP.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Terus,
kenapa bapak milih jualan cermin di depan gedung DPR gini?”<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Yaa,
biar beliau-beliau itu pada mampir, paling tidak untuk sekadar ngaca.”<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="ecxMsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="ecxMsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="ecxMsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%;">
<br /></div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-6474495904656950822010-12-02T01:52:00.006+07:002017-01-01T00:09:37.308+07:00Keletik Impian<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="line-height: 150%;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjetV_3Dxu6wSNJIgQYH4mZi3YkJdK99Qj8PVq1MwuYbxLy8ZIq0roCgL0LdMkwR5KETd0ZL9AngvT1isPcwcXAeIfsn61R-Ue529OJuHAKlQHheZhdv8XHLDUa4DirMSQERskqCVhoYHEm/s1600/Hope.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="526" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjetV_3Dxu6wSNJIgQYH4mZi3YkJdK99Qj8PVq1MwuYbxLy8ZIq0roCgL0LdMkwR5KETd0ZL9AngvT1isPcwcXAeIfsn61R-Ue529OJuHAKlQHheZhdv8XHLDUa4DirMSQERskqCVhoYHEm/s640/Hope.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BULAN
semakin mengembang, Dodo pun belum juga pulang. Jam dinding berdentang. Sudah jam sepuluh tepat. Ibunda Dodo daritadi
tak bisa diam karena terus memikirkan anaknya.
Ia daritadi mondar-mandir dan selalu menggonta-ganti <i>channel</i> televisinya dengan gamang. Sebenarnya ia tahu dimana Dodo berada
sekarang, tetapi tetap saja, sifat naluriahnya sebagai seorang ibu selalu
merangsang otaknya untuk panik jika anaknya sudah larut malam belum pulang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saat
masih dalam bimbang yang mengambang, terdengar suara mesin motor disertai
klakson, yang berarti menyuruh untuk siapa saja membukakan pagar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Do!
Kamu kok mama telfon, sms, semua gak bisa-bisa sih!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Hape
aku ‘kan selalu aku matiin kalo lagi masuk kelas.. Tadi aku juga ada
tambahan..”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Iya,
mau ada tambahan, kek, tapi kabarin mama dulu, dong.. Seenggaknya curi-curi kesempatan nyalain hape
di kelas, kek.. Mama panik tau!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Iya-iya..”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sentoran
air hangat yang mengucur deras dari <i>shower</i>
itu tampak sangat merilekskan. Ia
benar-benar dimanjakan air hangat dari segala aktivitas yang sungguh
melelahkan. Ia memijat-mijat lembut keningnya, seperti berusaha melumat
sekelumit penat dari keseharian yang menikam.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dibawah
guyuran pancuran ia berusaha memutar ulang memorinya kembali. Tadi pagi, ia
bangun pagi-pagi sekali untuk bersiap-siap sekolah, mandi kilat, lalu segera
bersijingkat untuk sarapan roti yang hanya dioles dengan selai kacang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Belum
ia menelan semua roti di mulutnya, ia melesat ke sekolah mengendarai motor
dengan ngebut karena takut terlambat. Sejauh ini, ia sudah mengantongi dua
surat peringatan telat. Bila ia sampai telat untuk ketiga kalinya, ia akan
dipulangkan ke rumah. Ketika pulang sekolah, ia pun tak sempat lagi
bermain-main dengan teman-temannya seperti dulu. Ia harus buru-buru pergi ke
tempat bimbingan pelajar dengan alasan yang sama. Takut telat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di
awal-awal tahun ajaran, Dodo les hanya sampai jam tujuh malam, seminggu dua
kali. Tetapi, karena sebentar lagi sudah
akan banyak dibuka jalur pendaftaran untuk memasuki perguruan tinggi negeri,
kadang ia sekarang pulang sampai jam sepuluh malam, dan menjadi tiga kali
sehari. Tak ada waktu untuk menggelepar liar sebelum pulang ke rumah. Setiap hari selalu begitu,
berulang-ulang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pernah
suatu ketika temannya berujar, “Do, sekali-sekali mainlah.. jangan belajar
terus, nanti malah bisa stres lho..” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ah
nanti deeh, biar gue bisa masuk perguruan tinggi negeri nih..” Jawabnya
beralibi. Maka dari itu ia rela sedikit
tidak menikmati hidup untuk beberapa bulan ini.
Alasannya sederhana, agar biaya kuliahnya murah. Apalagi ayahnya sudah
pensiun, dan adiknya masih kelas 4 SD. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dan
oleh karenanya, air hangat yang menyentor seluruh tubuh Dodo, terutama bagian
sekitaran wajah, sangat ia nikmati dan resapi dan terasa sangat menenteramkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">**</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">*</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ia
membuka lipatan halaman buku geografi yang tadi ia lipat di tempat les. Halaman itu belum sempat dibahas di kelas. Ia
akan sedikit mencuri baca untuk lebih dulu paham dari teman-temannya saat nanti
diterangkan di kelas dan untuk membuat dirinya sendiri ngantuk di ranjangnya
saat ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Benar
saja, baru dua menit menyisir halaman, ia sudah lelap dengan keadaan buku-buku
yang bergeletakan terbuka, stabilo kuning yang nyaris mengering, dan dengan
piyama berbahan lembut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sudah
setengah dua belas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bekasi,
2010<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-32053337162009005682010-12-01T01:51:00.007+07:002017-01-01T23:30:22.913+07:00Sodieq<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
</div>
<style>
@font-face {
font-family: "Cambria Math";
}@font-face {
font-family: "Calibri";
}@font-face {
font-family: "Georgia";
}p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal { margin: 0in 0in 10pt; line-height: 115%; font-size: 11pt; font-family: "Calibri","sans-serif"; }.MsoChpDefault { }.MsoPapDefault { margin-bottom: 10pt; line-height: 115%; }div.WordSection1
</style><br />
<style>
</style><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbxrkrwph8nbIuJ4GEAa9xXPdPoLZhREfNZ7ajdGjRmDF7_t3duM3Tm7U6WHsd0GHikkfiQWPAh0R2_GyMbe7VcXS4JBno1Nr1DYKSKFUZmRzSt8LPJ6r5F3cDo5FmYW9CciiDhoIkOEAy/s1600/Pendamba+Sejati.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbxrkrwph8nbIuJ4GEAa9xXPdPoLZhREfNZ7ajdGjRmDF7_t3duM3Tm7U6WHsd0GHikkfiQWPAh0R2_GyMbe7VcXS4JBno1Nr1DYKSKFUZmRzSt8LPJ6r5F3cDo5FmYW9CciiDhoIkOEAy/s640/Pendamba+Sejati.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
</div>
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Oper,
setan!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Suara
kesal salah satu temanku yang tak mendapatkan bola itu menambah ramai suasana
lapangan sekolah kami. Aroma sore mengambang begitu kental, membuat kami
tak ingin cepat-cepat pulang. Ada hal-hal yang lebih mengasyikkan
ketimbang tidur siang atau menonton kartun sore.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ia
kemudian datang. Dengan potongan rambut nyaris gundul, berbadan tegap, tak
terlalu tinggi, memakai kaos berwarna hijau tentara, dengan bawahan celana <i>training</i> panjang dan mengenakan sepatu
Specs. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Yak
kumpul,” Perintahnya untuk segera memulai ekstrakurikuler sepakbola sore ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ia
adalah Pak Odik, guru Penjaskes di sekolah yang juga ditunjuk sebagai pelatih
ekstrakulikuler sepakbola. Ia tak sendirian melatih kami. Ada juga pelatih
honorer yang ditunjuk sekolah untuk membantu pekerjaannya bernama Pak Herman
yang berkumis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Biasanya
sebelum Pak Odik datang ke lapangan, kami menyempatkan diri untuk bermain
gol ganti: hanya menggunakan satu gawang, satu kiper, dan beberapa orang akan berusaha memasukkan bola ke dalam gawang berebutan. Orang yang mencetak
gol akan menjadi kiper.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kami
bermain dengan cara seperti itu karena kami memang harus berbagi lapangan
dengan para anak-anak yang gemar bermain basket. Satu sisi lapangan kami gunakan
untuk gol ganti, sisi yang lainnya mereka gunakan untuk bermain basket, meski
sebetulnya gawang dan ring basket memang sepasang. Kecuali ekstrakulikuler
sudah dimulai, anak-anak yang bermain basket satu persatu menyingkir, sebagaimana
anak-anak bola menyingkir jika ekstrakulikuler basket dimulai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Adit sama Dede bantuin bapak, ambil
peralatan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
dan Dede saling menatap. Anak-anak memang suka malas bila diperintah Pak Odik mengangkut
peralatan ektrakulikuler sepakbola karena selain berat dan banyak, gudang penyimpanannya pun jauh,
letaknya berada di dekat kelas lima di lantai atas, tepat di sebelah kelasku. Kali
ini aku dan Dede tentu harus segera menurutinya karena selain tak mungkin menolak,
terlaksananya ekstrakulikuler sepakbola sore itu kini ada di pundak kami. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tetapi
sebetulnya ada hal lain yang membuat kami sedikit bersemangat. Bila sudah sore,
suasana sekolah kami, apalagi di sekitaran wilayah kelas lima dan kelas enam,
menjadi tampak sedikit menyeramkan. Aura mistis mengapung di udara.
Karena itulah kami jadi ingin sekaligus melihat-lihat suasana sekolah sore
hari. Kami sering mendengar cerita horor dari janitor atau supir jemputan yang memang sudah
lama tinggal di daerah sekitaran sekolah. Maklum, dulu sekolah kami bekas rumah
sakit yang dikelilingi rawa-rawa dan belukar. Tak heran bila Pak Odik pernah
suatu saat bertutur pada kami, “Kalo mau main di sini baca doa dulu, biar nggak
kenapa-kenapa.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Benar
saja, sudah dua orang teman kami cedera parah. Entah karena memang ada apa-apa atau hanya terlalu beringas bermain. Apalagi
di sekitaran sekolah kami banyak rumah-rumah kosong tak berpenghuni. Pernah
satu warga bercerita ketika dulu sekolah kami belum dibangun dan masih banyak
ditumbuhi pepohonan, ada seseorang yang malam-malam coba mengambil duren. Ketika duren telah berada di
tangannya, duren itu berubah menjadi kepala manusia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
membawa dua kantung panjang yang setiap kantungnya berisi
lima buah bola. Dede membawa piringan plastik halang rintang dan Pak Odik
membawa pemberat kaki serta peralatan lainnya. Anak-anak di lapangan yang
menunggu kami bertiga, terlihat sedang mendengarkan instruksi Pak Herman. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menurutku, sebetulnya pihak sekolah tak usah menggunakan jasa Pak Herman karena
aku merasa, dilatih oleh Pak Odik seorang saja sudah lebih dari cukup. <i>Skill</i>, kharisma, taktik dan strategi
serta dan semangat Pak Odik jauh di atas Pak Herman yang terlihat biasa saja di
mataku. Pak Odik juga menjadi wasit resmi PSSI yang tengah merintis karier untuk
menembus liga utama. Tak heran bila para murid mengelu-elukannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tetapi
ada satu kebiasaan tak lumrah Pak Odik yang cukup menyita perhatian dan membedakan
ia dengan guru lainnya: Ia sangat suka menjahili perempuan. Pernah
suatu ketika temanku bernama Ira digangguinya sampai menangis di kelas. Dengan menatap mantap, tepat di depan wajah
Ira, dengan gaya layaknya seorang penyair yang sedang membacakan puisi, Pak Odik
berucap lantang, “Bagaimana bila bapak adalah seorang pencuri! Perampok!
Garong! Pendosa! Pemerkaos!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
tahu Pak Odik hanya bercanda, tetapi air mata Ira perlahan menetes. Gurat wajah Pak Odik yang sebelumnya cengangas-cengenges,
berubah menjadi panik luar biasa dan langsung berusaha coba menenangkan Ira. Aku
juga tak terlalu paham mengapa Ira menangis. Entah tersayat dengan kata-kata lantang pria itu atau memang mengira Pak Odik adalah seseorang yang sungguh-sungguh berprofesi sebagai yang diucapkan tadi. Aku tak
tahu. Aku cuma tertawa geli melihat kejadian itu. </span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tetapi kadangkala ia juga bisa
beringas bukan main. Pernah suatu ketika ia sedang mengajar Penjaskes kelas 5A di lapangan. Aku dan teman-temanku yang bukan murid 5A
melihat mereka dari gedung lantai dua, bersiap turun karena memang sudah
waktunya jam istirahat. Temanku bernama Giri berujar pelan padaku, Gilang, dan
Anggit, “Tuh, botak kontol.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tanpa
otak Anggit langsung berteriak ke bawah sambil menunjuk-nunjuk Giri, “Paaak!!
Dikatain Giri BOTAK KONTOOLL!!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tak
ada bapak-bapak lain di situ kecuali Pak Odik dan tentu saja ia merasa
teriakan Anggit itu ditujukan olehnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pak
Odik sontak menengok ke atas dengan tatapan ingin menghancurkan. Dan demi
Tuhan, yang terjadi selanjutnya adalah ia segera berlari meninggalkan anak-anak
5A dengan kecepatan yang gila, menaiki tangga ke arah kami yang ada di
lantai dua! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam
sekejap Pak Odik sudah berada di depan kami. Aku panik tentu saja. Yang
dilakukan Pak Odik selanjutnya adalah menampar keras pipi Giri, melayangkan
tendangan membabi buta, beringas dan brutal. Dan ketika Pak Odik selesai
melancarkan aksinya itu, hanya sepersekian detik saja ia langsung menyodorkan
tangan kanannya agar disambut oleh tangan kanan Giri seraya mengucapkan, “Bapak
minta maaf.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hanya
berselang satu detik, lagi-lagi Anggit berceletuk, “Gilang juga, pak!” Pak Odik
segera memutar badannya ke kiri dan tak dinyana menampar jahanam Gilang. Gilang
yang amat kaget ditampar itu tak dapat menahan kekagetannya dengan segera
mengeluarkan kata “anjing” setelah tangan Pak Odik bergerak begitu cepat ke
pipinya. Lagi-lagi Pak Odik langsung menyodorkan tangan kanannya agar disambut
oleh tangan kanan Gilang seraya mengucapkan, “Bapak minta maaf.” Ia tahu, ia
harus minta maaf. Ia tentu memikirkan akibat yang sangat buruk jika telah menghajar
anak murid tetapi tidak minta maaf.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Yang
mencekam adalah, aku tak ingat Gilang memaki Pak Odik dan jika Anggit tiba-tiba
berkata “Adit juga, pak,” maka aku berada dalam masalah sangat besar dan aku besumpah akan menyumpal mulut Anggit dengan sandal. Untungnya hal itu tak terjadi. Anggit
kemudian bertanya kepada Giri akan kondisinya apakah baik-baik saja, sambil
tertawa tentunya, yang segera dibalas Giri dengan acungan jari tengah sambil
mengusap-usap pipinya dengan menangis bercampur tawa. Tai. Itu betul-betul
menit paling surreal selama aku bersekolah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Yak
cukup latihannya, sekarang bagi tim lima-lima.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ah,
inilah saat-saat yang kami nanti. Sebetulnya alasan kami mengikuti
ekstrakurikuler sepakbola ini hanyalah untuk bermain sepakbolanya saja, bukan untuk mempelajari
teknik-teknik sepakbola. Pak Odik pun juga
sepertinya tahu alasan kami mengikuti ekstrakulikuler. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Langsung
main aja, pak. Enggak usah latian!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Enggak.
Kalian gimana mau menang di kejuaraan kalo ngoper aja belom becus.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tim
yang berisi banyak kakak kelas pun dengan gagah bisa kami kalahkan. Ya, tim
kami yang banyak berisi kelas 5 lebih kuat dari mereka yang kelas 6. Saat kami
bermain, Pak Odik mewasiti kami.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tapi
bila kebiasaan menjahili perempuannya sudah keluar, akan tampak menjadi pemandangan yang sedikit berbeda.
Teman perempuanku, Mayang, yang memang pulang agak sore, berjalan melewati
pinggir lapangan, menuju ke pagar sekolah karena sudah
dijemput ibunya yang mengendarai Peugeot 206 berwarna merah. Saat masih dalam
langkah Mayang yang hati-hati, Pak Odik berteriak dengan manja dan penuh harap,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Mayang
mau pulang?? Bapak anterin yaa??”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mayang
mempercepat langkahnya. Kami pun hanya tertawa dan Pak Odik kembali meniup
peluit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Peluit
panjang ditiup. Suara yang
dihasilkan peluit tiupannya betul-betul nyaring dan amat mirip atau mungkin
sama dengan suara peluit wasit yang biasa kami lihat dan dengar di televisi. Padahal
sore itu ia cuma memimpin pertandingan anak didiknya sendiri. Ia memang
selalu total.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pedagang-pedagang
makanan dan minuman di luar pagar sekolah satu persatu mulai membereskan
dagangannya dan pulang. Anak-anak kampung yang memang setiap sore menggunakan lapangan
sekolah kami untuk bermain bola, sudah berdatangan. Baru saja ada dua anak
kampung yang dimasukkan Pak Odik ke dalam tong sampah besar di dekat pohon kelapa karena
mereka tak sabar ingin bermain dan masuk ke sekitaran lapangan. Selain tak suka
dihina, ia tak menyukai ketidakdisiplinan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Senja
mulai menguasai hari. Sebelum menyudahi acara ekstrakurikuler hari ini, Pak Odik
memberikan masukan dan wejangan atau apa saja, agar semakin hari kemampuan kami bermain semakin mengkilap. Ia duduk di kursi yang terbuat dari beton di pinggir
lapangan, sementara kami duduk bersila di tanah. Sambil mengulum satu buah
jeruk yang telah dikupas yang dimasukkan langsung satu buah ke dalam mulutnya, Pak
Odik terlihat berwibawa di depan anak-anak ekstrakulikuler di bawah cakrawala menyemburat
oranye yang menambah syahdu kekhidmatan. Sebuah kharisma yang hanya sanggup
dikalahkan oleh Bung Karno.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Belum
sempat ia menyudahi wejangannya, ekor matanya melihat sesuatu di ujung koridor
dekat lapangan di bawah aula. Dua orang berjalan, bergandengan tangan.
Itu Bu Fitri, guru mata pelajaran Al-Quran beserta anak perempuannya yang masih kecil. Ah,
suasananya sudah sangat takzim, amat disayangkan jika Pak Odik tiba-tiba kumat
karena ada perempuan muncul. Bu Fitri memang cantik. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tetapi
mungkin kali ini Pak Odik berpikiran sama denganku. Ia tak ingin momen penuh
wibawa pada senja ini luntur dan pudar hanya karena menggoda wanita. Sekelebat
berdesir rasa banggaku pada Pak Odik karena bisa sejenak menahan egonya, yang
sebenarnya aku tahu, ia menahannya sekuat tenaga karena sangat hafal dengannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lalu
dengan mata yang mengarah ke Bu Fitri dan anaknya itu, Pak Odik berujar dengan
suara pelan kepada kami,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Anaknya
lucu, ya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Iya,
pak, lucu."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Apalagi
ibunya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bekasi,
Jakapermai.</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2003<o:p></o:p></span></div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-41932156266452410102010-11-25T21:18:00.010+07:002017-01-01T03:32:50.257+07:00Kumis dan Puff<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSxjXrF2Yg_AQh22TtCqW8x5GaCQc3NRKYIeMNgQWY1UjeKUhYSLzSDFVF37HjTMdTr8DKp5gBLlrvD55sboSGm4w-KYR6UAT_c3bkXA4GvAGQQbZ411dmkKZdVYgUcZaLpf6AtF9_R2Wk/s1600/puff.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSxjXrF2Yg_AQh22TtCqW8x5GaCQc3NRKYIeMNgQWY1UjeKUhYSLzSDFVF37HjTMdTr8DKp5gBLlrvD55sboSGm4w-KYR6UAT_c3bkXA4GvAGQQbZ411dmkKZdVYgUcZaLpf6AtF9_R2Wk/s640/puff.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Puff
namanya. Di hadapan perempuan yang mengenakan daster ukuran ekstra besar dengan
rambut dijepit itu, terdapat kotak transparan yang berisi teh dengan
bongkahan-bongkahan es sehingga kotak itu tampak seperti berkeringat. Teh itu
ia aduk menggunakan pengaduknya: gagang panjang dengan ujung seperti gelas
kecil, untuk menuangkan teh itu ke dalam plastik. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setiap
bel istirahat, Puff tak henti-hentinya mengurus anak-anak sekolah yang
kehausan. Tak hanya teh, ia juga menyediakan beragam jenis minuman saset siap
seduh rasa lemon, jeruk, apel, anggur, melon, dan minuman soda saset imitasi
peniru merek raksasa. Ia juga menyediakan aneka cemilan garing yang dapat
diberi bumbu pedas, manis, atau asin, tergantung selera.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di
kantin, Puff berbagi lapak satu atap bersama penjual mie ayam yaitu Mbak Dawan.
Anak-anak lebih sering membeli Indomie rebus atau Indomie goreng—yang sebetulnya
juga direbus—ketimbang mie ayam konvensional yang Mbak Dawan tawarkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ini
merupakan strategi yang bagus antara Puff dan Mbak Dawan, karena biaya sewa
lapak per bulan ditanggung bersama dan tentu mereka jadi bayar lebih sedikit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di
luar kantin, tetapi masih di sekitaran sekolah, Kumis yang berpostur kurus,
kecil, dan sesuai namanya, berkumis lebat, sibuk melayani anak-anak yang ingin
mengganjal perut. Kumis adalah suami Puff yang berjualan mie goreng—yang sebetulnya
direbus—mie dan makaroni garing berbumbu, dan aneka minuman saset. Dagangannya
hampir sama seperti Puff, bedanya Kumis menggunakan gerobak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
mengamati, Puff dan Kumis adalah keluarga pedagang paling sukses dan paling
dikenal di sekitar sekolah. Mereka tinggal di Kampung Pulo, sebuah kampung
kecil dekat sekolah, dan memang kebanyakan dari pemukimnya pedagang. Manajemen
dan strategi dagang Puff dan Kumis, apik. Mereka lincah dan pandai melihat
peluang. Pernah suatu waktu, salah satu keluarga di Kampung Pulo mengadakan
tahlilan yang dihadiri cukup banyak orang. Selesai acara, tiba-tiba hujan turun
dengan amat deras dan para tamu tentu tak bisa pulang karena tak membawa payung
sementara mereka tak ingin basah kuyup. Tahu apa yang dilakukan Kumis? Dalam
sekejap ia sudah berada di samping tenda para tamu, membawa dua payung,
menawarkan jasanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Anak
mereka yang paling besar sudah selesai berkuliah, sudah menikah, dan sekarang
sudah bekerja. Semua pedagang di sini iri dan takjub pada kesuksesan dan
keharmonisan mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ketika
bel istirahat meraung-raung, tak ada yang lebih dinanti. Bayangkan, sekolah
kami terdiri dari SD dan SMP yang mempunyai ribuan murid. Dan setiap selesai
istirahat, hampir pasti kotak es teh yang dijual seribu rupiah saja per plastik
oleh Puff, kandas, dan ia segera membuat racikan es teh yang baru. Begitu pula
dengan cemilan garing yang habis diborong murid-murid. Itu belum istirahat
kedua. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Sebetulnya,
cemilan garing yang dijual Puff begitu mengkhawatirkan, terutama bumbunya yang
sangat tidak sehat dan tentu berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih. Namun
Puff dan para murid memang mempersetankan itu. Bagi para murid “yang penting
enak”. Dan bagi Puff tentulah
pundi-pundi. Banyak murid berkelakar ihwal camilan garing berbumbu yang
dijajakan Puff. “Kalo mau masuk ITB, tambahin yang banyak bumbunya!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ditemani
kicauan burung-burung gereja dan ayam-ayam kampung yang sibuk mematuki
sisa-sisa nasi di jalan, setiap hari Puff dan Kumis terus menimbun keuntungan
dari hasil berjualan. Mereka tak pernah berhenti mengucap syukur kepada Tuhan
sang pencipta segala. Mereka selalu
berdoa, dan berterima kasih karena masih diberi kesempatan untuk mengais rezeki
yang halal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tetapi,
setan tetaplah setan, mengganggu manusia. Pada satu malam, terjadi pertengkaran
yang sungguh dahsyat antara Puff dan Kumis. Teriakan dan suara pecahan benda
pecah belah terdengar dari rumah mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“HEH
APA-APAAN KAMU! ITU PIRING PADA PECAH SEMUA!!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“MAKANYA
KALO BELI PIRING TUH PIRING KALENG!!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ayam-ayam
tetangga kaget dan gaduh mengepak-ngepakkan sayapnya. Warga yang sedang ronda
pun menghentikan permainan catur mereka. Pak RT jelas tak mau berurusan dengan
hal seperti itu. Beberapa ibu-ibu keluar dari rumah dan saling melongo,
bercakap-cakap sambil berbisik, bertanya satu sama lain dan segera dibalas
jawaban tak tahu oleh yang lain. Tetapi ada dari mereka yang menduga,
pertengkaran itu terjadi karena Kumis ketahuan bermain gila dengan janda genit
beranak tiga di Kampung Dua. Yang lainnya mengatakan justru Puff yang bermain
gila dengan bandot tua penjahit jas di Kayuringin. Tapi semua itu cuma desas-desus
dan tak ada yang tahu sebab pasti pertengkaran mereka. Malam terasa begitu
ganjil. Suara teriakan dan benda-benda pecah belah yang pastinya hancur
berkeping-keping masih terus terdengar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Kau
sudah baikkan?” kata Kumis<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Saya
tak apa-apa,” Puff membalas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Tak
apa-apa bagaimana? Bibirmu masih biru. Maafkan aku. Sungguh, aku betul-betul
seperti dirasuki setan malam itu. Dan aku menyesal telah melakukannya padamu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Yang
sudah terjadi biarlah terjadi, sayang. Tugas kita saat ini adalah tetap
berusaha untuk menjaga keluarga ini agar tetap utuh.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tiba-tiba
seorang suster masuk ke dalam ruangan, mendorong meja berjalan yang di atasnya
terdapat sebuah nampan dan mangkuk mengepul.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Pak
Kumis, ini sup ayam. Dihabiskan, ya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bekasi,
Jakapermai.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 5.5in; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2006<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-29986765703216125622010-11-24T15:09:00.005+07:002017-01-14T20:09:13.080+07:00Beku<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix7J-GvSZBebuFI5k8kcqqkJLy-C-E9Xq-OPoB3maMm4lZnmExvLxK9ZC3VimtDMRbJq9M7n5hc7TdOUg1AvR7VpQC4MWeLkNR4_3LDGbi-UxGY5azNLkaF3rcRcoIE9bSGpWxTYovXkf-/s1600/hate.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix7J-GvSZBebuFI5k8kcqqkJLy-C-E9Xq-OPoB3maMm4lZnmExvLxK9ZC3VimtDMRbJq9M7n5hc7TdOUg1AvR7VpQC4MWeLkNR4_3LDGbi-UxGY5azNLkaF3rcRcoIE9bSGpWxTYovXkf-/s400/hate.png" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sipit-sipit
kubuka mataku dari pejam. Matahari menyelinap masuk melalui celah jendela dan
gorden yang setengah terbuka. Dengan pandangan yang sedikit tertutup tahi mata,
aku melihat jam dinding. Jarum pendeknya menunjuk angka sembilan. Aku sedikit
tersentak. Apa aku telat? Apakah mama tidak membangunkanku untuk sekolah?
Tidak, tidak. Justru ini saat-saat yang aku tunggu. Sekarang Sabtu, libur. Hariku.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Harus
kukumpulkan seluruh tenagaku untuk hanya bisa beranjak duduk bangun dari tempat
tidur. Kubunyikan seluruh tulang tubuhku, mulai dari kepala, tangan, pinggul
dan kaki. Rasa nikmatnya tak
terbahasakan. Aku beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi, mewariskan
liur untuk bantal dan meninggalkan pemandangan berantakan. Aku sudah
benar-benar bangun.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kubuka
keran wastafel dengan cermin di hadapanku. Terasa begitu dingin ketika aliran
air menyentuh kulit tanganku. Kupandang cermin. Sinting. Kubasuh wajah dekil
ini. Mungkin bila aku keluar rumah dan langsung menuju lampu merah, aku bisa
meraup banyak receh dengan keadaan kumal seperti ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Keluar
dari kamar mandi kulihat adikku Rangga sedang asyik memirsa <i>Crayon Sinchan</i>. Ia geli melihat perilaku
tak lazim Sinchan. Sabtu memang hari di mana semua orang perlu berbahagia. Sejenak
meneduhkan diri dari penat adalah hal yang mesti. Sejenak menjauhi tempat
bernama sekolah adalah surga, meski PR yang menumpuk ingin kumasukkan saja ke dalam
lubang kakus. Aku tak mau memikirkan itu semua. Di Sabtu yang cerah ini, aku
ingin segalanya tampak memesona. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Apalagi
kini aku telah memiliki dara yang telah lama aku idam-idamkan. Aku tak sendirian
lagi. Namanya Sarah. Baru beberapa hari ini kujalani hubungan istimewa itu
dengannya yang tentu masih sedikit kaku. Ini memang kelemahanku sejak mempunyai
sindrom ‘tiga detik lari’ jika meihat geng wanita. Kuambil ponsel di atas meja
kamar untuk mengecek apakah ada pesan masuk.
Benar saja, satu pesan masuk dari Sarah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">From:
Sarah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Pagi
syg, udah bangun blm??”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ah
betapa hatiku berbunga-bunga. Mendadak panas tubuku. Tetapi memang dasar sial,
pulsaku habis untuk membalas pesan dari Sarah. Tai. Sabtu yang seharusnya
menjadi hari romantis untuk dua sejoli seperti kami, sedikit ternoda pagi ini.
Semoga ia menduga-duga bahwa aku kehabisan pulsa, karena memang itulah yang
tejadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Bi!
Bikinin makan!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Mas
Kiting mau makan apa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Mi
kuah aja, bi! Pake telor!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Iya,
mas.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Teriakanku
dari lantai dua rumah ini sanggup terdengar ke dapur bawah. Bajingan, aku sangat
lapar. Hari ini juga sudah pasti rumahku akan terlihat seperti tempat pengungsian.
Sabtu dan Minggu, bahkan saat sepulang sekolah, rumahku menjadi <i>basecamp</i> teman-temanku berkumpul. Entah
untuk bermain <i>playstation</i>, komputer,
atau sekadar menonton <i>Smack Down</i> dari
DVD bajakan yang kami beli di emperan ruko atau DVD asli yang biasanya kami
beli di Disc Tarra. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tak
meleset sedikitpun. Baru saja mie rebusku datang, satu temanku sudah
memanggil-manggil namaku dari luar rumah. <i>Winning
Eleven</i> adalah candu. Dari balkon aku berteriak kepadanya agar langsung
masuk saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Buruan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Tunggu,
gua abisin mie dulu, lo nyalain dulu aja PS-nya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Winning Eleven</span></i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
adalah <i>game</i> <i>playstation</i> sepakbola produksi Jepang yang menurutku amat bikin
lupa waktu. Kemampuan temanku yang baru aja memasukkan CD ke dalam mesin <i>game</i> berwarna abu-abu itu, lebih mahir dariku.
Aku sering kalah, tapi setidaknya bisa mengimbangi. Pada lain waktu sebaliknya.
Namun semakin aku kalah, semakin itu menjadi pelecut semangat untuk membuatku
lebih mahir. Oleh karenanya aku selalu bersemangat bila ada seseorang
menantangku dalam <i>Winning Eleven</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kuhabiskan
mie rebus dan segera meletakkan mangkok kosongnya di dapur. Aku segera berlari ke lantai dua untuk segera
menengglamkan Sabtuku pada <i>Winning Eleven</i>.
Tiba di kamar, Arsenal sudah dipilih dan berarti aku harus memilih tim dengan skuat
yang lebih baik atau setidaknya seimbang. Mungkin Real Madrid atau AC Milan,
atau Thierry Henry akan menghancurkanku. Tetapi kulihat, temanku sedang
memegang telepon ponsel milikku dan mengeceknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ting,
ini SMS dari Sarah enggak lo bales?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Enggak
ada pulsa gua.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Apa
lo beli pulsa dulu, terus bales?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Entar
siangan aja deh, males gua belinya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ia
meletakkan ponselku di lantai dan segera kupilih AC Milan. Tanpa banyak omong
kami langsung menyusun tim dengan gegas, mulai dari mengatur formasi, memilih <i>starting eleven</i>, menentukan taktik
spesifik untuk tiap pemain, hingga memilih penendang pinalti. Kuharap Andriy
Shevchenko kali ini banyak merepotkan Sol Campbell dan menu mulai bermain segera
dipilih.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tiba-tiba
ponselku bergetar. Panggilan masuk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Ting, Sarah itu!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Entar
ajalah. Tanggung!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bukannya
tak mau mengangkat, tetapi jika aku mengangkatnya sekarang, pasti pembicaraan
akan terjadi lama sekali sementara <i>Winning
Eleven</i> tak mungkin ditunda. Lagi pula setelah bermain, aku bisa menelponnya
dan justru memiliki waktu lebih banyak dan lebih lepas untuk ngobrol tentang
apa saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
larut dalam permainan. Di saat yang bersamaan ponselku tak berhenti bergetar. Tanggung,
tanggung, tanggung. Aku harus menang. Tai! AC Milan kalah, Real Madrid seri,
Manchester United dibantai, dan jelas Inter Milan tak bisa diharapkan. Telepon
genggamku masih bergetar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah
bergetar berkepanjangan, benda itu akhirnya diam dan tak lama disusul getaran
satu kali, yang berarti pesan masuk. Untunglah kalau Sarah paham. Aku tahu dia
pengertian. Dan setelah banyak sekali pertandingan, sejenak kulemaskan
jari-jariku dan sepertinya sekarang aku akan membeli pulsa di ujung komplek dan
menikmati Sabtu romantisku dengan Sarah. Mungkin aku akan mengajaknya
jalan-jalan sementara teman tandingku itu bersiap pulang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kuraih
ponsel dengan degup familiar yang kurasakan seperti beberapa waktu belakangan.
Kutekan menu pesan masuk, dari Sarah. Kutekan <i>keypad</i> dan berarti masuk ke pesan Sarah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> From: Sarah<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “I HATE YOU”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Bekasi, Jakapermai</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> 2003</span></div>
</div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-4076413013351801972010-11-12T01:10:00.004+07:002017-01-14T20:10:01.545+07:00Celah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnt5whqnbArpv0JebWqAopURqWABxr_qopDgoCGN_KZMPo2FrKfxkg9EB8GUYNkHrX0c5yCumAnWKpg1aQ53mMQd5UhCxC2T8o3HqY6z4fCt3Gjufi_v2uLkiiNbZ4_982N0RGgZSiCFEb/s1600/asa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="328" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnt5whqnbArpv0JebWqAopURqWABxr_qopDgoCGN_KZMPo2FrKfxkg9EB8GUYNkHrX0c5yCumAnWKpg1aQ53mMQd5UhCxC2T8o3HqY6z4fCt3Gjufi_v2uLkiiNbZ4_982N0RGgZSiCFEb/s640/asa.jpg" width="640" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Koakan
burung-burung sementara hilang dari pendengaran. Langit menghitam kelam seperti
mengisyaraktan sesuatu akan menerjang. Sekejap saja tak kenal ampun langit
menghujamkan rinainya begitu liar. Petir berdesing seperti
pembunuh yang tanpa ampun mengeksekusi korban. Kucari pemantik di laci meja
yang penuh abu berserakan. Asbak yang tak lagi berguna karena hembusan angin
begitu kencang. Kuseduh kopi untuk menghangatkan dingin sore yang menusuk
tulangku dan tentu kemudian aku harus beranjak untuk merapatkan pintu dan jendela.
Aku sejenak berbaring menghadap ke langit-langit sambil sesekali kuhisap
dalam-dalam kretekku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Keparat,
sore ini betul-betul dingin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bekasi
- 2007<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pelor<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mataku
memerah pedih. Aku tak peduli. Aku terus menghisap kalap kretek ketenganku
dengan liar asalkan dapat menghilangkan stres yang menyerangku sore ini.
Nikmat rasa kretek ini jelas saja berkurang karena tak bisa terlalu konsentrasi
menikmati hisapan demi hisapannya. Kami membisu di tongkrongan yang sudah
seperti rumah kedua ini setelah capek menerka-nerka apa yang akan terjadi nanti dan
apa yang harus dilakukan sekarang. Hanya ada panik. Sekali lagi kutarik kretek
ini melalui mulut hingga asapnya masuk ke tenggorokan, lalu kuembuskan dengan
pasrah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kejadiannya
tadi siang setelah pulang sekolah. Jenuh mengurung dan menghantam pikiranku
begitu dahsyat. Matahari yang masih membumbung tinggi seperti ditempelkan
begitu saja ke ubun-ubunku. Keringat yang bercucuran kuseka dengan lengan baju
seragam dan segera meninggalkan noda cokelat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Lor
cepetan! Gua udah asem!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
dan teman-temanku baru menginjak kelas satu SMA saat ini. Kata orang, masa-masa
SMA adalah masa yang paling indah. Kata orang, masa SMA adalah masa di mana
kita benar-benar menikmati masa muda dan berbagai dinamikanya. Kau
bisa pacaran di saat libidomu sedang di puncak. Adrenalinmu sebagai anak muda juga sedang bagus kata orang. Kau
bisa berbuat seenaknya dan orang akan berkata, anak muda memang. Babi hutan
dengan itu semua. Siang ini panas sekali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kuselah
motor Kiting. Setelan gasnya tak pas sehingga harus sedikit repot sebelum
berhasil menyala. Aku yang disuruh membawa, karena memang motor milikku kutaruh
di rumah Kiting, dan aku berangkat ke sekolah berdua menaiki Kawasaki Ninja
miliknya tiap pagi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah
berhasil menyala, Aku dan Kiting segera menuju ke sebuah ruko tak jauh sekolah
untuk sejenak melepas penat. Di sana tak hanya kami berdua, banyak juga
anak-anak sekolah yang juga kawan-kawan kami, menuju ke sana atau sudah berada di sana. Ada yang memesan es
campur, berharap panas siang hari itu sedikit teratasi. Ada yang memesan
gado-gado, karedok, ayam goreng. Ada yang bermain gitar. Ada yang sekadar nongkrong
saja. Dan ada yang hanya merokok dan terus merokok. Prinsipku sendiri, lebih
baik tak makan daripada tak merokok.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Woi,
Lor! Enggak makan lo?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Beliin,
ya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Yee..,” </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kawanku Rayi kembali memasukkan sendok berisi nasi dan potongan mie ke dalam
mulutnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Bang,
Super dua ribu, dong.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kukeluarkan
dari kantong seragamku dua lembar seribuan kumal yang di permukaannya tertulis
nomor-nomor telepon untuk mengambil tiga batang Djarum Super yang
disodorkan abang warung. Kusulut segera satu dengan korek yang tergantung diikat tali
rafia menjuntai di warung. Aku segera bergabung dengan teman-teman yang sudah lebih
dahulu duduk-duduk di situ dan segera menginstal ulang otak dengan asap-asap
nikmat. Bajingan, nikmat sekali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Siang
terkendali dengan baik, kurasa. Di lorong ujung, anak-anak masih bercanda dan
tertawa. Ada suara genjrengan gitar kopong yang dimainkan Reza Badak yang aku
tak tahu sedang memainkan lagu apa. Koridor ruko penuh asap. Kami memenuhi
koridor-koridor itu sehingga akan sulit jika ada orang yang ingin berjalan
melewatinya agar tak menginjak kami.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jika
aku menjadi pemilik dari salah satu ruko di situ, jelas aku terganggu dan
mungkin mengusir anak-anak ini. Atau aku akan memberi tahu pihak sekolah bahwa murid-murid
sekolah mengganggu aktivitas ruko dan sekitar. Ruko yang menjual makanan atau
minuman lebih beruntung karena pasti para murid biasanya akan memesan apapun.
Ah, peduli setan dengan itu semua. Aku hanya ingin bersandar sebentar sambil
memejamkan mata.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada
saat kami masih asyik nongkrong, aku melihat seorang bapak-bapak memakai helm,
berjalan di lorong ujung mendekati kumpulan kami. Ah, kurasa ia hanya orang yang
mungkin ingin membeli sesuatu atau yang lain di salah satu ruko, walaupun agak
sedikit ganjil karena helm masih terpasang di kepalanya dan tidak diletakkan di
motor atau ditenteng jika ia khawatir helmnya raib. Kulanjutkan hisapanku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bapak
itu berjalan semakin dekat dan akhirnya ia berada betul-betul di tengah-tengah
kami. Semua pandangan tertuju padanya. Ia tak melanjutkan langkahnya. Aneh. Ia
hanya melihat-lihat kami, menyapu mata-mata kami seperti berusaha mencari
seseorang. Tiba-tiba ia melepaskan helmnya. Bangsat! Itu Pak Hasyim! Ia adalah
guru Kewarganegaraan di sekolah sekaligus pentolan Pertahanan Sekolah atau
sering disebut Tanse. Ia adalah guru yang ditakuti dan cukup beringas menghukum
anak-anak bermasalah. Biji mataku hampir keluar. Dadaku berdesir kencang.
Kusentil Djarum Super yang tinggal beberapa sentimeter itu ke tanah. Celaka,
sepertinya dia sempat menghafal wajahku! Murid-murid berhamburan seperti tawon
yang sarangnya diusik. Aku segera menuju motor dan coba menyalakannya. Anjing!
Motornya macet! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“CEPETAN,
LOR!” Kiting panik setengah mati. Kutiup tali gas bangsat bermasalah itu dan
kemudian menyelahnya. Menyala. Secepat-cepatnya kupacu motor itu, kabur
menjauhi ruko agar tak tertangkap atau setidaknya wajahku tak diingat oleh Pak
Hasyim, karena hukuman bagi murid yang ketahuan merokok, cukup berat. Aku,
Kiting, dan kawan-kawan kelompokku menuju tongkrongan utama kami.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kejadian
tadi membawa kami kabur sampai ke Jalan Angsa. Ini
adalah tongkrongan kami sejak SMP dan memang gedung SMP kami hanya berjarak
selemparan kancut dari Jalan Angsa. Nama Jalan Angsa diberikan oleh Bokir,
salah satu warga di pemukiman, karena di situ terdapat banyak sekali unggas
yang ia pelihara seperti burung, ayam, entog dan lain-lain. Kenapa bokir
memilih untuk menamakan jalan itu bernama Jalan Angsa dan bukan Jalan Ayam atau
Jalan Burung, cuma dia dan cahaya lampu Kampung Pulo yang tahu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Anak-anak
kecil berlarian. Ibu-ibu duduk di bale sambil menunggu pesanan bakso cuankinya
datang. Sedangkan kami, murung menekuk wajah diterpa ketakutan. Kami cuma bisa
menebak-nebak apa yang nanti akan terjadi. Kami belum punya pengalaman untuk
menghadapi pasukan bapak ibu guru Bimbingan Pelajar karena aturan di SMA kami
memang ketat, berbeda dengan aturan serta hukuman yang diberikan ketika kami
SMP. SMA kami tak segan mengeluarkan murid yang bermasalah, dan memang sudah
banyak murid yang dikeluarkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ke
rumah Koko aja kita sekarang.” Aku menyarankan Kiting ke rumah Koko, tongkrongan
kami yang satu lagi. Di sana ada sosok sepuh yang biasa memberikan kami
nasehat-nasehat yang mungkin bisa melegakan. Teman-teman kami yang lain
pulang. Aku dan Kiting pergi ke sana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Rumah
Koko sederhana. Suasananya tak beda jauh dengan suasana Jalan Angsa. Aku dan
Kiting masuk, disambut dengan senyuman lelaki tua itu. Kukeluarkan Zippo imitasiku,
kubakar satu persatu Djarum Super sambil mendengarkan Koko berbicara. Detik
menjadi menit, dan menit menjadi jam. Hampir maghrib. Setelah beberapa saat
kami diberi nasehat dan ditenangkan, aku dan Kiting undur diri pamit pulang.
Sial. Baru saja ingin menyalakan motor, rintik-rintik gerimis
mengetuk-ngetuk kepala kami.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Buruan,
Lor! Keburu ujan gede!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Binatang
jalang. Seperti biasa, harus kuselah dengan susah payah dulu, baru Kawasaki
Ninja sialan ini menyala. Benar saja. Di tengah perjalanan, rintikan gerimis
berubah menjadi hujan badai yang sangat deras. Petir-petir menyalak tanpa
ampun. Dan kami tak membawa jas hujan. Aku memacu motor lebih cepat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Anjing!
Dingin banget, Lor! Sakit banget ujannya!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Rinai
hujan dahsyat yang menghunjam kulit tubuh ditambah laju motor terpacu cepat membuat
Kiting merengek kesakitan. Sedangkan aku? Terus berkelebatan dalam kepala
tentang peristiwa Pak Hasyim menggerebek kami tadi siang dan aku cukup yakin ia
melihat wajahku. Mampuslah jika Pak Hasyim ingat wajahku. Pikiranku yang terus
mengawang ke sana membuat hujan ini terasa seperti sentuhan anak bayi. Demi
Tuhan, aku tak ingin dikeluarkan dari sekolah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Anjing!
Sakit banget! Pelan-pelan napa!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Rengek’an
Kiting membuat kepalaku ingin pecah. Aku menepikan motor ke kiri jalan dan
kuberikan saja kaos yang kukenakan kepadanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Pake
kaos gua nih!”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kini
aku memacu motor bertelanjang dada. Tak peduli aku dikira orang sinting oleh orang-orang,
lagipula pandangan mereka juga pasti terhalangi oleh derasnya hujan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sampailah
kami di depan rumah Kiting. Aku mengambil motorku di garasi rumahnya. Aku
meminjam kaos kering milik Kiting yang diambilkan pembantunya setelah Kiting
menyuruhnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Duh,
ntar gue ngaji lagi, males banget!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ini
hari Kamis. Kiting memang sejak kecil hingga kini punya kebiasaan mengaji. Lebih
tepatnya diperintah ibunya. Guru ngajinya datang setiap Kamis magrib. Kata-kata
Kiting tentang ngaji barusan menyulut otakku. Inikah kesempatan itu? Kukeluarkan
motor trondolku dari garasi. Sama, harus aku selah terlebih dahulu. Aku memang
akrab sekali dengan<i> kick starter</i> motor bajingan. Kukeluarkan motor dari pagar.
Dan sebelum ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, dari luar pagar aku
menyampaikan pesan ke Kiting, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ting,
gua minta tolong dong. Bilangin ke guru ngaji lo, bikin Pak Hasyim lupa sama
muka gua.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
</div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-72563605158646294292010-10-27T16:08:00.000+07:002017-01-14T20:12:09.497+07:00Kilah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsQ0CAE9fYz0vnBiqyD_ZCfm5flXvQoRfmpqYzwk7wipf8trImII2HvVm7BEJWqNmyqmpJp0LGSAU4E9x0Z_wzB-XETm4Tey47H3i1q691sCmbdqTzin3kZHP6RNvXZH0dyCN1SPeF4tj6/s1600/semprong.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="322" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsQ0CAE9fYz0vnBiqyD_ZCfm5flXvQoRfmpqYzwk7wipf8trImII2HvVm7BEJWqNmyqmpJp0LGSAU4E9x0Z_wzB-XETm4Tey47H3i1q691sCmbdqTzin3kZHP6RNvXZH0dyCN1SPeF4tj6/s640/semprong.jpg" width="640" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kiting
mengencangkan tali sepatunya yang longgar di tangga dekat kelasnya. Ia malas
ketika sedang bermain berlarian bersama temannya, talinya lepas dan ia terjatuh
akibat menginjak tali sepatunya sendiri. Ia baru menginjak kelas empat SD.
Nilai rapotnya bisa dikatakan biasa-biasa saja, hancur malah. Ia termasuk anak
paling semerawut di kelas 4A, bersama Gilang, dan Utha.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bel
sekolah yang meraung pertanda jam istirahat telah selesai dan anak-anak harus masuk
kelas. Beruntung bagi Kiting dan komplotannya Ini adalah saat-saat yang ia
dambakan. Pak Totong yang seharusnya kini mengajar di kelas, hanya memberi
tugas lalu pergi karena ada suatu urusan. Anak-anak di barisan depan dengan
sigap mengeluarkan alat tulisnya dan segera mengerjakan tugas yang diberikan.
Sementara anak-anak yang berada di barisan belakang seperti Kiting, Utha dan Gilang,
menganggap ini adalah waktu ekstra untuk rusuh. Soal tugas? Persetan akan itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perpindahan
kelas tiga ke kelas empat adalah masa transisi yang kritis. Anak-anak
semakin membuka diri terhadap dunia luar dan semakin banyak menyerap informasi
baik yang positif maupun yang negatif. Mereka semakin ingin tahu dengan hal-hal
yang belum mereka ketahui. Inilah yang tengah dialami Kiting dan teman-temannya
saat ini. Mereka adalah anak-anak badung dan cukup membuka diri akan hal-hal
negatif.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Matahari
semakin menyilaukan, merambat masuk sebagian ruangan kelas melalui jendela.
Itang dan teman-temannya terus cekikikan di barisan belakang kelas tanpa memedulikan
anak-anak yang sedang mengerjakan tugas. Jelas saja anak-anak itu terganggu
dengan suara canda tawa Kiting CS, namun anak-anak itu tak berani menegur atau malas
menegur karena komplotan Kiting juga tak akan menghentikan kegaduhan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jarum jam
semakin jauh berputar. Anak-anak yang tengah mengerjakan tugas yang diberikan
Pak Totong semakin keki menghadapi situasi tak kondusif ini. Kiting dan komplotannya
pun bukannya diam, malah semakin memperkeras suara tawanya akibat
kelucuan-kelucuan dari candaan mereka. Sonia, salah satu murid perempuan yang
terganggu dengan kebisingan ini ingin sekali memasukan komplotan Kiting ke
dalam keranjang sampah. Tentu saja itu tak mungkin. Sonia kemudian penasaran dengan
apa yang komplotan Kiting bahas sampai-sampai suara tawa mereka begitu riuh. Sonia
tak tahan dan sejenak meninggalkan tugasnya untuk mengamati komplotan Kiting.
Sonia mengamati, terdapat secarik kertas yang terus dioper komplotan Kiting. Ketika
Kiting menerima kertas tersebut dari Gilang dan membacanya, tawa Kiting
membuncah di udara. Kiting kemudian balas menulis sesuatu di kertas itu dan
diserahkannya pada Gilang. Ketika Gilang dan Utha membacanya, giliran gelak
mereka yang memenuhi ruangan. Begitu terus berulang-ulang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ketika
jam pelajaran telah habis dan bel istirahat kedua bebunyi, Kiting meremas
kertas tersebut hingga lecek dan membuangnya ke jendela sehingga kertas
tersebut jatuh ke bawah, dan kemudian bergegas ke lapangan bersama komplotannya. Tak
dinyana, Sonia yang daritadi memerhatikan gerak-gerik dan perilaku mereka,
melihat secarik kertas itu dibuang. Penasaran dengan isi kertas tersebut, Sonia buru-buru menuruni tangga dan mencari di mana kertas itu berada. Akhirnya ia
menemukan kertas tersebut. Setelah melihat isinya, Sonia mengernyitkan dahi. Ia
kemudian menyerahkan kertas tersebut kepada Pak Totong! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 0.5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pak
Totong geleng-geleng kepala melihat isi kertas itu. Bangsat, ucapnya dalam
hati. Bersama Bu Eva yang guru Bimbingan dan Penyuluhan, Pak Totong memangil
Kiting, Utha dan Gilang ke ruang BP.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kiting
lemas bukan main. Utha terihat biasa saja dan Gilang masih cengar-cengir.
Sekarang mereka sudah tahu penyebab mengapa mereka berada di ruangan itu dari
secarik kertas yang dipegang Pak Totong. Anjing tanah!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pak
Totong kemudian menjabarkan kertas tersebut dan membaca dengan lantang apa yang tertulis
di sana. “BAPAKLO NGENTOT”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Tanpa banyak cincong Pak Totong segera
menjewer beringas telinga mereka bertiga. Kemudian Pak Totong membacakan
tulisan lain yang tertera di situ dan lagi-lagi menjewer Komplotan Kiting,
begitu terus. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kini
kertas itu berada di tangan Bu Eva. Ia geleng-geleng kepala melihat
tulisan-tulisan di kertas tersebut. Ia masih membacanya. Ekor mata Bu Eva kemudian
menangkap sebuah tulisan yang ia tak terlalu mengerti. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Se..po..ngg. Sepong? Kiting, apa
ini sepong??” tanya Bu Eva<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Babi hutan. Aku harus menjawab apa?
Tai. Akan kujawab sekenanya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “I..Itu, bu, kue semprong,” kata
Kiting sambil memonyongkan mulutnya dan membuat gerakan tangan maju mundur seolah
membentuk kue semprong <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Kiting selamat dari jeweran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah
selesai diinterogasi di ruang BP, Bu Evi segera menelpon ketiga orang tua
anak-anak itu. Hanya mama Kiting yang tak hadir karena sedang ada keperluan. Sebagai
gantinya, Bu Eva membuat surat panggilan untuk orangtua Kiting dan menyerahkannya
kepada bocah itu agar Kiting menyerahkanya kepada orangtuanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Melihat
Gilang dan Utha dimarahi mama mereka, Kiting jelas tak bisa membayangkan hal
itu tejadi. Apalagi jika ketahuan ayahnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kiting
pulang ke rumah dan mamanya belum pulang. Yang kemudian dilakukannya adalah
membuang segera surat panggilan yang ada di tasnya itu ke tempat sampah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Tak lama kemudian terdengar suara
pagar terbuka dan deru mesin mobil. Mama Kiting pulang. Bocah itu panik. Mama Kiting
yang masih mencangklong tas itu segera menuju kamar Kiting yang ada di lantai
dua dan tanpa basa-basi langsung menanyai bocah itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> “Kiting!
Tadi mama ditelpon Bu Eva, katanya kamu masuk BP, ya! Kenapa??”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Mampus. Dalam tempo sepersekian detik
itu Kiting harus mencari jawaban. Saat ini mamanya tak membutuhkan apapun di
dunia ini kecuali jawaban. Ah!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Iya
itu jadi saksi, ma. Utha nakal.”<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-91874499288370304842010-08-29T06:52:00.001+07:002017-01-14T20:21:18.406+07:00Arrivederci, David.<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Tulisan di bawah adalah tulisan Alessandro Del Piero kepada David Trezeguet ketika tandemnya itu berpisah dengan Juventus. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsdMmbPPlMHr8VMp_2ag9a-CG4UhajxCT3dDhd3MPVXlGv7GTqEK1YF0ilnyR0H9ny8CmyDPaqNpxpsfEKh1d6aS8HsBWD1iWW2oBDhq-XT00mXgkLgUAIOHLdvl2IFGW5cjtPKCRmlMFQ/s1600/alex+trez.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsdMmbPPlMHr8VMp_2ag9a-CG4UhajxCT3dDhd3MPVXlGv7GTqEK1YF0ilnyR0H9ny8CmyDPaqNpxpsfEKh1d6aS8HsBWD1iWW2oBDhq-XT00mXgkLgUAIOHLdvl2IFGW5cjtPKCRmlMFQ/s640/alex+trez.jpg" width="640" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Dear David,</span></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span></span><span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">it's time to say hello.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span><span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">I lost count of the seasons we played together and goals that we did.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span><span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Certainly, we are the couple who has scored most in the history of Juventus, the most of Charles and Sivori - two huge samples - and you know this well is a great pride for both. </span></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span></span><span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">How many courses in the years ended as follows: Del Piero and Trezeguet, Trezeguet and Del Piero.</span></span></span><span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">How many victories, so many disappointments (fortunately, not many of the satisfactions we have removed), it covers: there is another partner with whom I have played more.</span></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span></span><span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Seventeen year goal of media, such as your jersey number: this is enough to say that six bombers.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span><span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">But for me that I played at your side, you do not need numbers.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span><span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">I think it was an honor to team up the field with one of the greatest strikers in the world, ever.</span></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span></span><span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Now our paths diverge, happens in football.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span><span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Greet you in the dressing room, but I am pleased to do so publicly also: good luck for your new adventure.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span><span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">We will have many wonderful memories to share, the next time we meet.</span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: transparent; border-width: 0px; display: inline; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Arrivederci, David.</span></span></span></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-51454800739693502382010-07-31T01:39:00.001+07:002017-01-14T20:44:13.197+07:00Tamasya ke Karimun Jawa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Pada tanggal 25 juli kemarin, gw sama temen-temen tamasya ke Karimun Jawa, Jepara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Grup keberangkatan kebagi 2, ada yang berangkat dari Bekasi, ada juga yang berangkat dari Bandung karena ada beberapa orang yang ikut tes masuk salah satu perguruan tinggi di sana.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rencana ke Karimun Jawa udah kami susun sedemikian rupa setelah melewati beberapa pertimbangan. Rencana awal, sebenernya pilihan pelesir kami adalah Wakatobi. Terus juga ada opsi lain ke Tanjung Bira. Setelah nimbang-nimbang, akhirnya kami pilih Karimun Jawa jadi tempat tamasya bareng.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYw-LCIMKda8lITQckP7ntfnXgChPL8Zq24v9uEbEChsQOnTqZprYAUGK_g7pR6OoSQHJcHmGMQrEL01RkSZEmnlvHrVEGDC2Fgo9vdXaBIFo_IeGRhvw_oLv_F52edaR87yio78TqdOaE/s1600/KJ2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYw-LCIMKda8lITQckP7ntfnXgChPL8Zq24v9uEbEChsQOnTqZprYAUGK_g7pR6OoSQHJcHmGMQrEL01RkSZEmnlvHrVEGDC2Fgo9vdXaBIFo_IeGRhvw_oLv_F52edaR87yio78TqdOaE/s640/KJ2.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhziL3XN-RWWO4bdWWudAnUbeBWelMN0p1BHfjbjN0Qe_rAw5meGG05vOdoXoFtiZ9JQjhgmRgr4NYMA_AJNrU_zIkWHcL6M3G7KrIHL7NMsQXYnpsPi6DzFt0IGTOqE1sROe7x1XlEt-ff/s1600/KJ3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhziL3XN-RWWO4bdWWudAnUbeBWelMN0p1BHfjbjN0Qe_rAw5meGG05vOdoXoFtiZ9JQjhgmRgr4NYMA_AJNrU_zIkWHcL6M3G7KrIHL7NMsQXYnpsPi6DzFt0IGTOqE1sROe7x1XlEt-ff/s640/KJ3.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW28VLSIgLVgrfmSS12sRquenYo6UcSXktYu6apikpseunFp47rvwZicQ467-oWZ9aDdyYGb3_c7CsbujZXl1WE8hyphenhyphenTfExuFaSJumYtyDWFR-3oUFQYdFQeClUKJz8IOALUFOgVOo9Pqum/s1600/KJ4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW28VLSIgLVgrfmSS12sRquenYo6UcSXktYu6apikpseunFp47rvwZicQ467-oWZ9aDdyYGb3_c7CsbujZXl1WE8hyphenhyphenTfExuFaSJumYtyDWFR-3oUFQYdFQeClUKJz8IOALUFOgVOo9Pqum/s640/KJ4.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwAI7dt80GkpjFqjtXE9d8nCA3xlJCg4l_RKziyEcBGzpCy5W2ng21f9AQflCw2ytXaES0p8rzISufH5SUY05osIaX_Lxz4BTr6NTfEBpt9Frw66AZYgqBgNGBtwwQIm3ClfCOMxs85bql/s1600/KJ5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwAI7dt80GkpjFqjtXE9d8nCA3xlJCg4l_RKziyEcBGzpCy5W2ng21f9AQflCw2ytXaES0p8rzISufH5SUY05osIaX_Lxz4BTr6NTfEBpt9Frw66AZYgqBgNGBtwwQIm3ClfCOMxs85bql/s640/KJ5.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Rumah kami nginep</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSTEA8FVF3rxEPqz2rfj7Kg-34aBOrhwIdtCFUwSxmEF48Q_JRa30CgMSCedWe3zpCjC-QJFwIlvVzW3V8USQ8YWGaV1vIEMEBgYt5e3oYEO9eYLFX911l462J6awj6m03EklClMGhjNip/s1600/KJ6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSTEA8FVF3rxEPqz2rfj7Kg-34aBOrhwIdtCFUwSxmEF48Q_JRa30CgMSCedWe3zpCjC-QJFwIlvVzW3V8USQ8YWGaV1vIEMEBgYt5e3oYEO9eYLFX911l462J6awj6m03EklClMGhjNip/s640/KJ6.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhyRtX4iJ6i0SzBMFq0lTWMdQ_ELLZOG4o4yFtul9vfVbwOVKbiDRbxIxQkHIesB_ig-35z7MNmXyhIkQgJ17haV6DCH66IAB86tgRKPeoXTIm_iy2vv6FcwX6bRHPwh-cMlcXKy3VB9ET/s1600/KJ7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhyRtX4iJ6i0SzBMFq0lTWMdQ_ELLZOG4o4yFtul9vfVbwOVKbiDRbxIxQkHIesB_ig-35z7MNmXyhIkQgJ17haV6DCH66IAB86tgRKPeoXTIm_iy2vv6FcwX6bRHPwh-cMlcXKy3VB9ET/s640/KJ7.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZmuVap7pyVyFvc4SUOfdrlcbPgy0cpuq1k9wAr5VHtPcgB0Jl255jZoKJ8HAIkST65BtETP9i4emu84fkC374QY3dpsnteMk0e9AhYChWHWKl7IrBibaMrDrzP35cFfROBTBCtnGKXmUl/s1600/KJ8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZmuVap7pyVyFvc4SUOfdrlcbPgy0cpuq1k9wAr5VHtPcgB0Jl255jZoKJ8HAIkST65BtETP9i4emu84fkC374QY3dpsnteMk0e9AhYChWHWKl7IrBibaMrDrzP35cFfROBTBCtnGKXmUl/s640/KJ8.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Nonton laga tarkam di sana</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG6xfuguWL4ZBobDO0XY9cu6e7e2dgIQJqbcMJcmHZzC5qJ_xqPhMCfdjRPLWHyNwBQMZ11YyJICMYYYc2NvrfhymjosBtcpRrXAW1YfgzU6eQ0bSa4htqDksfbeL2972CeriJfgztkjVY/s1600/KJ9.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG6xfuguWL4ZBobDO0XY9cu6e7e2dgIQJqbcMJcmHZzC5qJ_xqPhMCfdjRPLWHyNwBQMZ11YyJICMYYYc2NvrfhymjosBtcpRrXAW1YfgzU6eQ0bSa4htqDksfbeL2972CeriJfgztkjVY/s640/KJ9.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjC5bju8jKddLIvxT_bdisg-aqwh4AgrqFOpLy7rDRWEGpKHl3cCr1L2INKQ8nLxSW7wAsXue9FFx9KLic9x6Py0WnC_mZSgWE2bGiTUDcdFLB7MFEd_T_kSCSzm0VRRUAhBPYhKbN4DxRc/s1600/KJ1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjC5bju8jKddLIvxT_bdisg-aqwh4AgrqFOpLy7rDRWEGpKHl3cCr1L2INKQ8nLxSW7wAsXue9FFx9KLic9x6Py0WnC_mZSgWE2bGiTUDcdFLB7MFEd_T_kSCSzm0VRRUAhBPYhKbN4DxRc/s640/KJ1.jpg" width="640" /></a></div>
<i><br />
</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><br />
</i></div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
Foto yang lain gw cari dulu, nanti gw upload lagi.</div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<i><br />
</i></div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-65858948647250190772010-06-06T17:09:00.002+07:002010-06-06T17:10:34.993+07:00<div style="text-align: center;"><br />
<br />
happy birthday to you. </div><div style="text-align: center;">happy birthday sharon merryane urmeneta. </div><div style="text-align: center;">wish you all the kind of good.</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhUq2FX3uGOk0Ih9X1eZ7jDzXc0Lh6FGV5JQXovXtPELRJFDcFGumodukRNJDlfd1hQhSSouzEaqmN4m47YTmWrvp_wJvWdVARJ8ZyBb4g5NIHHC9OJ7XZSYpCrS_c2BAECMx2VLL3qP54/s1600/Birthday_by_glassaple.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhUq2FX3uGOk0Ih9X1eZ7jDzXc0Lh6FGV5JQXovXtPELRJFDcFGumodukRNJDlfd1hQhSSouzEaqmN4m47YTmWrvp_wJvWdVARJ8ZyBb4g5NIHHC9OJ7XZSYpCrS_c2BAECMx2VLL3qP54/s320/Birthday_by_glassaple.jpg" width="300" /></a></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div>Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-50553625595173949562010-05-28T22:58:00.007+07:002017-01-14T20:47:23.280+07:00DAVID SEAMAN depan congor<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Gw tadi ngeliat David Seaman bener-bener depan congor.<br />
<br />
Gw ke Mall Kelapa Gading bareng dua temen gw karena ya mau ngeliat dia langsung di acara Yahoo Penalty Shootout. Edan sih, gak nyangka bisa ada cuma beberapa meter aja dari mantan kiper Timnas Enggres dan Arsenal itu.<br />
<br />
Dulu waktu dia masih jadi penggawa Arsenal, rambutnya belah tengah dan berkumis tebel. Ini waktu masih jadi rivalnya Peter Schmeichel. Terus dia ganti model rambut lagi, kuncir panjang klimis tapi masih pake kumis tebel.<br />
<br />
Kita semua ingetlah waktu Piala Dunia 2002, Seaman sempet jadi kambing hitam gara-gara terlalu ngambil posisi maju waktu Ronaldinho nyetak gol free-kick caeum. Enggres kesingkir, padahal itu Piala Dunia terakhir Seaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi gapapa, ente tetep kiper hebat, Seaman! Eh, ya gak terlalu sih. Tapi kenangan-kenangan atas Seaman pasti neteplah. Kagum sama pengabdiannya di Arsenal. Dan waktu ketemu dia di MKG, dia bener-bener ramah.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGAXthQy_0yPhD16GWtHvGV93hxghQj7I3Wz8DPTh9YQq8IpK3E_CPWEISklcF7zEtUPUnH3MHiz2VyvKUtfdEodnPo-IhgwpUKJ4dbuqRZDU8k-K0DUuLjDZZIgFcBsev7PVUo9NkvLoY/s1600/IMG_7042.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGAXthQy_0yPhD16GWtHvGV93hxghQj7I3Wz8DPTh9YQq8IpK3E_CPWEISklcF7zEtUPUnH3MHiz2VyvKUtfdEodnPo-IhgwpUKJ4dbuqRZDU8k-K0DUuLjDZZIgFcBsev7PVUo9NkvLoY/s400/IMG_7042.JPG" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPJgThm-xGufx61qK_hqn_bz-LoD4t9s-jK7-L_Xu85VVx8jDx0ab7cREgXGbMsoBZ7N7SNwsyk90V9E2C1DdJrqCUJlN6pRzpXsVwTybl1Zjxz-96zFBTD-asQtnQs0kd49oDymkAQEGZ/s1600/seaman.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPJgThm-xGufx61qK_hqn_bz-LoD4t9s-jK7-L_Xu85VVx8jDx0ab7cREgXGbMsoBZ7N7SNwsyk90V9E2C1DdJrqCUJlN6pRzpXsVwTybl1Zjxz-96zFBTD-asQtnQs0kd49oDymkAQEGZ/s400/seaman.jpg" width="266" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWCch26TkGDw92E0zS_gk_Svau6_JgUruC0ot1gLo_LOkjcStSr2mBUxzoMiEZf7UEr1D-5DuriG9OfOrM8Wu80tSnJpqKbXootCoCXAjcYAQPn4V1NqUsIbFh0CEhb7QEeknl3PWDBpCi/s1600/IMG_7058.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWCch26TkGDw92E0zS_gk_Svau6_JgUruC0ot1gLo_LOkjcStSr2mBUxzoMiEZf7UEr1D-5DuriG9OfOrM8Wu80tSnJpqKbXootCoCXAjcYAQPn4V1NqUsIbFh0CEhb7QEeknl3PWDBpCi/s400/IMG_7058.JPG" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-62555462762646975392010-05-28T22:47:00.005+07:002017-01-14T20:53:30.760+07:00Pele<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Dondinho, bapaknya Pele, pernah bilang ke Pele yang masih bocah, kalo seorang laki-laki gak boleh nangis.<br />
<br />
Suatu saat waktu Pele bocah sama Dondinho nyimak pertandingan Piala Dunia dari radio, yang diadain pertama kali setelah perang dunia II. Pele ngeliat bapaknya nangis pas tau Brasil dikalahin Uruguay. Pele bocah tiba-tiba coba ngehibur Dondinho yang juga pemain bola. "Jangan khawatir, kelak aku akan menebus kekalahan itu."<br />
<br />
Dan kita semua tau yang terjadi. Pele ngikutin mimpinya buat menuhin janji itu: menangin Piala Dunia. Dan dia menangin gak cuma satu Piala Dunia, tapi tiga!</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGqrkmlk2YBUMU3DAr67ZIL74VMSeUW4q-26-tawVNDvSBDKcL1LdJWxjsLOWTG0wdeVf3KMC1-RTI0AplpBqEPHPuB6qCoBp237C8lLHnL8JVpGX6UvXw7XckznPq3H1eCwSEyRFN3HB7/s1600/pele%2527s+father.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="380" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGqrkmlk2YBUMU3DAr67ZIL74VMSeUW4q-26-tawVNDvSBDKcL1LdJWxjsLOWTG0wdeVf3KMC1-RTI0AplpBqEPHPuB6qCoBp237C8lLHnL8JVpGX6UvXw7XckznPq3H1eCwSEyRFN3HB7/s640/pele%2527s+father.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-26030558807968500402009-06-27T23:59:00.001+07:002017-01-14T20:58:30.195+07:00Anyer<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Tanggal 23 - 25 kemaren, gw sama temen-temen ke Anyer.<br />
<br />
Fotonya nanti gw upload.</div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-19284253774930211392009-04-10T15:34:00.001+07:002017-01-14T21:13:36.350+07:00Java Jazz Festival 2009<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Maret kemaren gw nonton Java Jazz.<br />
<br />
<br /></div>
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwTO1boWVawnX-AMyVSx900UpNNyFI0UQYcCmbeC2ZMwqatPZGaT7W6mjUXTd9u9yg0Xp4FudBhkryzNWaIYaNYEXQYp7VhvcWA6n3k3MchyphenhyphenMIp-QAO-3826i2JdtxWKk-AMsLoZ1Ksnuc/s1600-h/dompi.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" height="640" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5322986451054418770" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwTO1boWVawnX-AMyVSx900UpNNyFI0UQYcCmbeC2ZMwqatPZGaT7W6mjUXTd9u9yg0Xp4FudBhkryzNWaIYaNYEXQYp7VhvcWA6n3k3MchyphenhyphenMIp-QAO-3826i2JdtxWKk-AMsLoZ1Ksnuc/s640/dompi.jpg" style="display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 213px;" width="426" /></a><br />
<div style="text-align: center;">
Tompi</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDcoSaYnNvqx_1NfaHSNiRzt4IrCeyM3IoZChVPg7ZyTYJvEblFD1hJD672B-Ea5ICN1DDpl0i13PBJIJC1GHDig-BcE2nBakzMGDziOWViU_cbjEPmXohqLiOLXRwe3i0D8fB5eu8TZ_f/s1600-h/ecoutez.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5322986454146978514" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDcoSaYnNvqx_1NfaHSNiRzt4IrCeyM3IoZChVPg7ZyTYJvEblFD1hJD672B-Ea5ICN1DDpl0i13PBJIJC1GHDig-BcE2nBakzMGDziOWViU_cbjEPmXohqLiOLXRwe3i0D8fB5eu8TZ_f/s320/ecoutez.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 230px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<div style="text-align: center;">
Delia, eks Ecoutez!<br />
<br /></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3civPA70lExahcoG1h6LuoVDrUUfCr1WOjnhIQxO26-avWAxGS9ce2l59T00BYJjTFLwU7D3VeB00g660pDhmn5sHJj9M8j8ULzwcTwFhTCCR-VjNhPJM8qIEk2gIf11sdGyRKujHF39K/s1600-h/IMG_9091.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5322986457913223170" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3civPA70lExahcoG1h6LuoVDrUUfCr1WOjnhIQxO26-avWAxGS9ce2l59T00BYJjTFLwU7D3VeB00g660pDhmn5sHJj9M8j8ULzwcTwFhTCCR-VjNhPJM8qIEk2gIf11sdGyRKujHF39K/s320/IMG_9091.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 206px;" /></a><br />
<div style="text-align: center;">
Alex Ligertwood, eks vokalisnya Santana</div>
<div style="text-align: center;">
<u><br /></u></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix-Wsnl8gaIArXFzhwc-yt3hUe1LjqY2vcezk6sFmWGkzHQV7V4bWoVjzdphn1pqzeC4iZeDBNvHzqCUfgkmr0x0WsNhSjNkNFnrQErWKWht_MHj9kjxgr57PoY8m2-Vnjdblz5lwDkGyK/s1600-h/IMG_9082.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5322986456897006434" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix-Wsnl8gaIArXFzhwc-yt3hUe1LjqY2vcezk6sFmWGkzHQV7V4bWoVjzdphn1pqzeC4iZeDBNvHzqCUfgkmr0x0WsNhSjNkNFnrQErWKWht_MHj9kjxgr57PoY8m2-Vnjdblz5lwDkGyK/s320/IMG_9082.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 213px;" /></a><br />
<div style="text-align: center;">
Tom Scott</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #0000ee;"><br /></span></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTryzXdGaDKpUmWDfJHoyl-NhkLsQAGpxMztaQ7YEuf4Sii0HfLoh57opfas1iJW6j9AUdA5C84BA4NRxBd-nxMmvH5BZB_XCYD6ho3YXN70CCgAR2q9OWyxdaWlfEH58L-gv2MeHxdS6Q/s1600-h/IMG_9516.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5322986466967490386" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTryzXdGaDKpUmWDfJHoyl-NhkLsQAGpxMztaQ7YEuf4Sii0HfLoh57opfas1iJW6j9AUdA5C84BA4NRxBd-nxMmvH5BZB_XCYD6ho3YXN70CCgAR2q9OWyxdaWlfEH58L-gv2MeHxdS6Q/s320/IMG_9516.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 221px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<div style="text-align: center;">
Tohpati</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #0000ee;"><u><br /></u></span></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgycBk3rakpx2JEd1LiIE_wpLVDEdGD3aQHZAX53rz8-gNcQBt7-PsCMcORHXVXQ-TqBaqP3izma7l5BkH3GyGaiXgokZbMucid3-_crAJxIs_hajdOkP6wzRcb69exq94Mllc5oMh5qc87/s1600-h/budjana.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5322995764370436786" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgycBk3rakpx2JEd1LiIE_wpLVDEdGD3aQHZAX53rz8-gNcQBt7-PsCMcORHXVXQ-TqBaqP3izma7l5BkH3GyGaiXgokZbMucid3-_crAJxIs_hajdOkP6wzRcb69exq94Mllc5oMh5qc87/s320/budjana.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 213px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<div style="text-align: center;">
Dewa Budjana</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #0000ee;"><u><br /></u></span></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLjIAmPWc_ZrApCvCK8bM_Hmj4GqBFWclaCpUGGO9fmkFGUWA1rJUvZ_CPJCCaKKsv9AhqCn5xecuSyOgnqx8weyOhdR5Gtw6U4skiT4C3dBzQiTCZ9dRxE1MO8xWzPCl37X2JV2FKcstP/s1600-h/IMG_9609.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5322995771830570178" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLjIAmPWc_ZrApCvCK8bM_Hmj4GqBFWclaCpUGGO9fmkFGUWA1rJUvZ_CPJCCaKKsv9AhqCn5xecuSyOgnqx8weyOhdR5Gtw6U4skiT4C3dBzQiTCZ9dRxE1MO8xWzPCl37X2JV2FKcstP/s320/IMG_9609.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 213px;" /></a><br />
<div style="text-align: center;">
Katon Bagaskara</div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9198212828798775629.post-75982355032317282572009-02-08T11:50:00.001+07:002017-01-14T21:49:44.310+07:00Kepergian Sahabat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Ga ada hari yang lebih sedih, hari yang sama sekali gak gw pengen dengan kejadian di dalemnya. Hari yngg ngebuat semua orang sedih. Ada peristiwa yang ngebuat 5 orang temen gw dipanggil Allah SWT.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jumat malem, kami semua ngerayain ulang taunnya Dimas sama Harry yang dijadiin satu. Ujan. Kami semua ngerayainnya di tempat kita sering ngumpul, di Kampung Pulo, tempatnya Bokir. Di sana kakmi bakar ayam, makan bareng. Harry sempet ngasih gw sama yang lain rokok karena dia yang ulang taun. Djarum Super gw ambil. Semua orang ngambil nasi, ayam, dan makan kaya biasa yang sebelomya kita berdoa biar bertambahnya umur jadi berkah.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai makan, dateng 2 orang temen gw Jamil sama Racun yang nyusul karena macet. Mereka makan. Terus dateng Dwi yang juga nyusul.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Abis acara kelar, gw nginep di rumah SB dan yngg lain pulang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Sebelum tidur gw sama SB main WE sampe ngantuk. Tidur kira-kira jam 1-an. Gw dengerin lagu buat tidur, gw masih inget, Laid to Rest-nya Lamb of God yang gw setel. Band yang pengen ditonton Harry di Jakarta nanti.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekitar jam setengah limaan, dengan keadaan gw masih ngantuk banget, temen gw, Dinta, nelpon gw. Kata Dinta, "Dit, Arga meninggal." Lelucon, gw anggap itu candaan, karena pas malem kami abis makan-makan bareng. Tapi dia ngeyakinin gw dan gw tetep belom percaya. Katanya kecelakaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya gw sms Gompal (yang punya nama asli Rahar), dengan tulisan kalo ga salah, "Pal, lo di mana? Lo ama Arga ;kan tadi? Gw mau ke tempat lo sama SB." Beberapa saat kemudian Gompal nelpon gw, tapi bukan suara Gompal yang gw denger, melainkan suara kakaknya dengan nada yang lagi nangis. "Ini temennya Rahar, yah? Maaf, Raharnya udah ga ada.." Gw kaget sejadinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Setelah kakaknya cerita panjang lebar, gw lemes. Gw kabarin semua orang yang bisa gw kabarin. Yang gw tau, kita kehilangan 2 orang temen. beberapa saat kemudian gw denger Harry juga meninggal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami gerak cepet cari tau kabar sana-sini. Ternyata pada malam itu setelah kita ngerayain ultah, temen kami berenam Arga, Gompal, Harry, Vavan, Jafar, sama Dwi, pada jalan-jalan lagi naik mobil Dwi. Kita semua gatau ke mana, tujuannya ngapain, dan apa sebab pastinya kecelakaan. Belom ada yang tau pasti. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari itu kita kehilangan 3 orang sahabat: Harry, Arga, Gompal.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kami langsung ke rumah Gompal buat ngelayat. Kami masih belom percaya. Tapi ini nyata dan kita dateng ke rumahnya yang udah rame sama tetangga dan sanak saudaranya, sementara ayah Gompal lagi dalam perjalanan ke rumah. Sedih banget campur syok. Kami masih belom percaya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pulang dari rumah Gompal, kita gerak cepet ke rumah Harry. Ada 2 mobil. Mobil pertama ada gw, SB, Prima, Abi Fathan, sama Adi. Mobil kedua ada Dana, Jamil, Apriyan, bokap Dana, Supir Dana, sama Boting. Kami ke rumah Harry juga udah pada rame, Banyak temen-temen yang juga udah nyampe duluan di sana. Gw sama Dana langsung ke kamarnya nyokap Harry yang lagi juga ga percaya atas musibah ini. Banyak saudara nyokapnya Harry yang nemenin nyokap Harry di kamar. Guru-guru SMA, SMP, temen-temen, senior, alumni, ada di sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami langsung jalan lagi ke rumah Arga. Mampir dulu ke rumah gw bawa roti-rotian sama minum karena kita emamng belom sempet sarapan. Di rumah Arga juga rame banget. Kita solat dzuhur, solat jenazah dan ngikutin prosesi penguburan.<br />
<br />
Terus kita makan siang dan ke rumah sakit UKI, tempat Jafar, Vavan dan Dwi masih dirawat. Jafar belom bisa diapa-apain. Keadaannya kritis banget. Abis dari UKI kita ke TPU Pondok Kelapa buat dateng ke prosesi pemakaman Harry. Ada yang ke pemakaman Gompal, ada yang ke pemakaman Harry. Malemnya kita langsung tahlilan di rumah Harry.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ga ada yg bisa tidur nyennyak malem itu. Malem itu gw nginep di rumah Jamil bareng Ega.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Besok paginya hari minggu. Sekali lagi kami masih belom percaya. Minggu malem kami ke rumah Arga buat tahlilan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Senen masuk sekolah. Al-Azhar jadi sekolah yang paling berkabung. Kami berusaha ikhlas kehilangan 3 orang sahabat. Gompal temen sebangku gw. Di belakang Gompal, bangku Arga. Sebelah bangku Arga, bangku Dwi. Dan temen sekelas kami satu lagi, Jafar, masih di rumah sakit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bel istirahat, gw makan sama SB dan langsung cabut ke UKI buat nengok keadaan temen-temen. Di sana katanya, keadaan Vavan yang kritis. Jafar sama Dwi kabarnya membaik. Beberapa jam para dokter berusaha nolong Vavan, tapi Allah berkehendak lain. Vavan juga dipanggil Allah. Tangis pecah di ruang ICU Rumah Sakit UKI. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sorenya kami pergi ke rumah Vavan untuk menghadiri prosesi pemakaman Vavan yang dimakamkan setelah ba'da isya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selasa kita masuk sekolah. Lagi-lagi' kita denger, sahabat kita, Jafar, dipanggil Allah SWT. Gw kaget, kami semua kaget, padahal kemaren kondisinya membaik. kami langsung pergi ke Bokir, ngabarin, dan kami langsung k erumah Jafar, sedangkan jenazah sedang dalam perjalanan. Kami salat dzuhur dan ashar di musholla deket sana. Jenazah Jafar datang dan lagi-lagi tangis pecah. Setelah itu kami pergi ke TPU Pondok Kelapa untuk memakamkan almarhum Jafar, tepat persis di sebelah makam almarhum Harry. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ga ada yang bisa duga, ga ada yang bisa nebak. Kami kehilangan lima orang sahabat, sahabat terbaik kami, sahabat terdekat. Dalam seminggu kami tahlilan di tempat yang beda. Kami semua nyoba ikhlas dan selalu ngedoain mereka. Yang bisa kami lakukui cuma ngirim doa, semoga mereka diampuni dosa-dosanya dan diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT, amin. Gw juga mohon, yang lagi baca tulisan ini, ngirimin doa buat mereka: Muhammad Harry Hardiko, Arga Madhira, Rahardian Rahmat Rizky, Vavan Kurnia Putra, Jafar Zulkarnaen. Kirimkan selalu doa buat mereka. Insya Allah mereka adalah ahli surga. Amin.</div>
</div>
Aditya Mahapradnyahttp://www.blogger.com/profile/10937368845644862917noreply@blogger.com4